Detik Bhayangkara.com, Kediri- Kabar akan dibangunnya bandara di Kabupaten Kediri sudah tersebar luas, apalagi rencana pembangunan di mulai bulan Maret 2019.
Kabar baik ini sayangnya tidak diikuti dengan perilaku masyarakat yang ikutan mengambil keuntungan pribadi dari proyek tersebut, permainan yang tidak sehat tersebut akhirnya berdampak pada salah satu warga Dusun Gebang Kerep Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kediri.
Supanto (59) yang akrap di sapa Kang Panta, warga Dusun Gebang Kerep Desa Tarokan Kecamatan Tarokan Kediri jawa Timur kepada awak media ini mengatakan, awal mulanya dulu saat saya membawa Kipil tanah bersama pemilik tanah Suwadji (30) warga Dusun Tarokan Kecamatan Tarokan Kediri ke Broker untuk di jual. Dari pertemuan bertiga tersebut (Broker, Suwadji, Supanto) terjadi kesepakatan dan Broker langsung kasih Dp 25 juta, berjalan waktu karena sisa pembayaran belum di lunasi maka pihak broker membatalkan pembelian tanah tersebut.
Menurut Kang Panta, Entah mengapa di lain waktu Broker ketemu Saya (Supanto) dan menanyakan masalah tanah Suwadji agar diteruskan apa tidak,..!!!, begini saja tolong kipilnya segera diminta saya bayar dan diteruskan, terus saya minta dan di kasih ke broker. Pada saat itu ada perangkat Desa Setempat, Suradi (42) yang ikut gabung dibelakangnya.
lebih lanjut kata Supanto, setelah saya minta kipil tanah milik Suwadji, jogoboyo ikut team dan bilang, Kang Panta aku melu yo.. ” (Kang Panta aku ikutnya-Red).
” Ini saya teruskan kamu di belakang saja, sing penting sama-sama di makan,” ujar suradi (perangkat desa).
Setelah itu pembayaran pelunasan tanah milik Suwadji, sedangkan Fee belum cair, saya langsung ke Jogoboyo Suradi untuk meminta Fee tapi sama jogoboyo di bilang kalau Fee dari pemilik tanah aku yang punya, awakmu mintao ke broker saja ucap Jogoboyo.
Masih menurut Kang Panta, sampai saat ini saya tidak dapat sama sekali Fee dari transaksi tersebut sedangkan dari Suwadji sudah keluar dan di bawa Jogoboyo semua, harusnya dibagi dua orang, kalau tidak salah fee awal 7 juta ditambah 5 juta total 12 juta tapi saya hanya di sangoni 300 ribu,” ucapnya.
Saat awak media konfirmasi kepada Suradi, Rabu (28/11/2018) terkait permasalahan dengan Kang Panta, dia mengatakan dengan nada emosi bahwa semua yang di sampaikan Panta tidak benar, dan siap di ketemukan di Balai Desa setempat (Bersambung), (Red)
Komentar