oleh

Wali Kota Semarang Hadiri Harlah NU ke-96

Detik Bhayangkara.com, Kota Semarang-  Puncak acara Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-96 NU di Kota Semarang yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Ahad (24/3), digelar Jalan Sehat.

KH. Said Aqil Siradj berkesempatan membuka jalan sehat, mulai sekitar 07.00 WIB, dengan diikuti puluhan ribu warga NU Kota Semarang. Nampak antusias warga NU menghijaukan ibu kota Jawa Tengah ini meskipun di guyurair hujan cukup deras.

Terdapat door prise empat paket umroh, sepeda motor, sepeda gunung, kulkas, beras, minyak goreng dan lain sebagainya, menjadi daya tarik tersendiri bagi para peserta.

Sebelumnya, acara dimulai dengan shalat subuh berjamaah, mujahadah, penandatanganan prasasti, launching senam Denok, pertunjukan angklung Banser, drumband, dan jalan sehat.

Bertindak sebagai imam shalat subuh, Rais PCNU Kota Semarang KH Hanief Ismail, Imam Mujahadah KH Ahmad Hadlor Ihsan dan taushiyah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Saat menyampaikan taushiyah, KH Said Aqil Siroj ia menceritakan tentang sejarah-sejarah ke-NU-an. Ia juga menandaskan, fatwa yang pernah disampaikan oleh Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari waktu itu menunjukkan, membela tanah air hukumnya fardlu ain, wajib individual, bukan fardlu kifayah. Apabila dalam membela negara sampai gugur, ia mati syahid.

مَنْ مَاتَ لِاَجْلِ وَطَنِهِ مَاتَ شَهِيْدًا، وَمَنْ خَانَ لِوَطَنِهِ حَلاَلٌ دَمُهُ وَلَمْ يَكُنْ كَافِرًا

Maka bagi siapapun juga harus melawan penjajahan, apabila ada orang yang sampai berani berkhianat kepada negara, darahnya halal dialirkan. Namun, meskipun ia halal dibunuh, ia tidak sampai kafir.

“Hal ini menunjukkan bahwa KH Hasyim Asy’ari tidak mudah mengkafirkan kepada orang lain,” ungkap KH. Said.

Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang, KH Hanif Ismail mengatakan, dengan digelarnya Harlah NU secara meriah di mana-mana dengan jumlah masa yang tidak sedikit membuktikan bahwa organisasi yang didirikan oleh Hadratus Syech KH Hasyim Asy’ari ini kokoh dengan usianya yang sudah cukup matang.

“Ultah (Ulang Tahun) NU ini membuktikan bahwa NU masih eksis, meskipun menghadapi tantangan-tantangan yang besar. Baik persoalan yang dihadapi Bangsa Indonesia maupun internal nahdliyin sendiri,” kata KH. Hanif.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi selain mengucapkan selamat datang kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj serta semua peserta jalan sehat Harlah NU, ia menyampaikan bahwa NU adalah garda terdepan Bangsa Indonesia.

“Kalau bicara NU, maka NU ada sebelum Indonesia lahir. Saat Indonesia digoyang, NU yang paling depan menghadapi ini,” tegasnya.

Usai taushiyah, KH Said menandatangani prasasti pendirian pusat lembaga pendidikan yang didirikan di kota Semarang. Lembaga ini dimiliki oleh PBNU dengan PCNU Kota Semarang sebagai pelaksananya.

Hadir dalam acara tersebut, walikota Semarang H. Hendrar Priyadi, bersama wakil walikota, Hj Hevearita Gunaryanti Rahayu, tokoh agama antara lain KH. Prof. DR Said Aqil Siradj, KH. Hanif Ismail LC, Drs. KH. Anasom, M.Hum, dan tokoh ormas Jateng, Robani Albar, SH. (Triyono)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed