Detik Bhayangkara.com, Nias Utara- Pada pemberitaan sebelumnya dirillis, terjadi penganiayaan Pada korban bernama Dalimano Zalukhu warga desa Mazingo Kecamatan Alasa talumuzoi Kabupaten Nias utara.Pelaku diduga rombongan kepala SMP Negeri 8 alasa (Anwar Zalukhu).
Melalui Redaksi Detik Bhayangkara.com Anwar Zalukhu mengatakan bahwa, dalam hal ini dirinya juga merupakan korban.
” kalau kepala sekolah itu kan di sekolah pak, ketika kita diundang dipesta apakah nama kita disitu sebagai kepala sekolah? tentunya nama kita di situ atas nama undangan, sehingga jangan dikait-kaitkan dengan sekolah, itu sama saja mencoreng nama baik saya,” ucapnya via seluler, Senin(27/5/2019).
Masih menurut Anwar, dalam hal ini saya korban, saya hanya melerai mereka tapi saya ikut dipukuli.
Diceritakan Anwar, awal masalahnya tanggal 23 mei 2019 sekitar 14.30 WIB, acara sedang makan tiba-tiba datang sekitar 5 orang ( Yuli mardin Zalukhu, Yuferman Zalukhu, Yukhurman Zalukhu, Iman Zalukhu, Dalimano Zalukhu ) dan satu lagi yang saya tidak tahu identitasnya datang mendatangi kami dengan berkata kasar,” katanya siapa yang ribut disini,” ucap mereka.
Di jawab oleh adik saya, Elisman Zalukhu ” tidak ada, siapa yang ribut wong lagi makan sambil bercanda”, tiba-tiba dia langsung memukuli adik saya sampai babak belur.
” Saya ikut melerai, tetapi saya malah saya ditumbuk dan punggung saya kena batu sama mereka,” terang Anwar.
Setelah kejadian tersebut, bahwa pihak dalimano Zalukhu mengaku bersalah telah memukul dan menganiaya Elisman Zalukhu dan menyerahkan uang sebesar 500.000 kepada kepala desa Dahana Alasa untuk didamaikan namun pihak Elisman menolak uang tersebut karena tidak jelas arah pembicaraan dan kegunaan uang tersebut apakah biaya perobatan Elisman atau uang perdamaian.
Terus mereka juga tidak bertanya apa resiko yang terjadi pada saat perkelahian tersebut itu terjadi kepada kami, kami tidak terima 500 ribu ini, akhirnya uang mereka paksa kami untuk menerima uang tersebut tetapi kami tidak terima, mereka memberikan kepada salah seorang guru jemaat,
Anwar menambahkan, Setelah itu mereka mengeluarkan kata kata agar kami emosi,” kalau kaian tidak senang dengan ini mau apa kalian, jadi dalam hal ini kami menghindari masalah pada waktu itu”.
Hingga kinipun kami tidak mau menerima uang 500 ribu.
” tiba-tiba pada pukul 17.00 selesai pesta, kami mau pulang mereka memukuli kembali adik saya kembali, dan otomatis saya tidak membiarkan adik saya dipukuli mereka, saya melerai dan sudah melaporkan ke Polres,” pungkasnya. (Red)
Komentar