oleh

Kunjungan Gubenur Jatim Ke RPH Pegirian Surabaya

Detik Bhayangkara.com, Surabaya-  Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si melakukan kunjungan ke RPH Pegirian Surabaya. Kunjungan tersebut dalam rangka memastikan stok hewan hidup di Jawa Timur masih cukup apalagi menjelang lebaran, sehingga ketersediaan kebutuhan stok daging masih surplus memenuhi konsumen masyarakat Jawa Timur.

Menurut Dirut RPH Pegirian, Bela Bimo mengatakan, RPH Pegirian yang berdiri di atas lahan 24.120 m2 terdiri dari lahan pemotongan dan kandang penampungan / peristirahatan yang bisa menampung ± 500 ekor sapi.

RPH Pegirian merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kota Surabaya yang sudah berdiri Tahun 1927 dan merupakan Cagar Budaya Tipe C yang artinya Bangunan RPH ini tidak bisa merubah bentuk fisik tetapi boleh dimodifikasi sedikit sehingga RPH Pegirian tidak bisa menjadi RPH modern.

RPH Pegirian melakukan perbaikan sarana prasarana dengan swadaya dan memiliki tujuan dapat mengembalikan tata niaga daging dapat berjalan baik dengan mempunyai unit usaha kios daging (meatshop), memasarkan produk daging hasil pemotongan di RPH yang harga sama dengan harga pasar tetapi dengan kwalitas lebih baik karena dijual dengan menjaga rantai dingin (showcase berpendingin) dan kemasan yang sudah foodgrade dan vacuum pack.

Sapi yang masuk ke RPH Pegirian mulai pukul 17.00 sore hari dan diistirahatkan di kandang penampungan ± 8-12 jam karena sapi yang baru datang dan langsung dipotong menghasilkan daging yang kwalitasnya jelek.
Sapi yang masuk di RPH Pegirian berasal dari Tuban, Bojonegoro, Situbondo, Bondowoso sedang yang paling banyak berasal dari Lumajang dan Probolinggo. Adapun rata-rata jumlah pemotongan 100-150 ekor/hari dengan berat hidup 300-400 kg/ekor,
menjelang hari raya H-1 bisa mencapai 250 ekor/hari.

RPH Pegirian juga menyediakan jasa untuk tempat penampungan sapi yang berasal dari PT. Santori Probolinggo yang dipotong di RPH Pegirian dengan jumlah pemotongan sapi jantan 15-20 ekor/hr.
RPH Pegirian juga menyediakan jasa tempat pemotongan kambing dan babi secara terpisah dengan jumlah pemotongan kambing 50 ekor/hari dan pemotongan babi 200 ekor/2 hari.

Tarif retribusi untuk pemotongan sapi Rp. 50.000, pemotongan kambing Rp. 7500 dan peotongan babi Rp.50.000.
Pemotongan di RPH Pegirian dilakukan mulai pukul 23.00 malam hari dan di pastikan pukul 01.00 sudah beredar di pasar lokal sekitar Surabaya.
Sebelum pemotongan, di lakukan pemeriksaan Antemortem terlebih dahulu oleh drh.Diki yang bertanggung jawab secara teknis di RPH Pegirian, apabila terdapat betina produktif atau bunting maka ditolak untuk dilakukan pemotongan dengan membuat berita acara penolakan, sapi yang produktif atau bunting yang ditolak tadi bisa diistirahatkan di kandang penampungan sambil menunggu tranportasi untuk dikembalikan/di tukar di pasar hewan daerah asalnya

Di RPH Pegirian tidak ada sapi bunting hasil IB (Inseminasi Buatan) seperti yang ditanyakan oleh Gubernur Jatim Khofifah karena sapi bunting yang ada di RPH Pegirian memang sapi yang sudah bunting melalui pemeriksaan Antemortem oleh dokter hewan ketika datang ke RPH Pegirian dan diistirahatkan di kandang penampungan karena ditolak untuk dilakukan pemotonagan karena merupakan sapi betina produktif,” pungkasnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur, Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.SI, mengharapkan daging yang di konsumsi masyarakat kita khususnya Jawa Timur itu benar- benar halal dengan memperhatikan sistem/teknis pemotongannya apakah sudah dilakukan secara halal sesuai syariat islam tetapi dengan diyakinkan oleh Dirut RPH Pegirian, Bela Bimo bahwa pemotongan di RPH Pegirian dilakukan oleh Juleha ( Juru Sembelih Halal ) yang sudah bersertifikat.

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Drh. Wemi Niamawati, MMA bahwa, Juleha besertifikat di Jawa Timur telah dididik / dikursuskan Dinas Peternakan Jawa Timur yang bekerjasama dengan MUI ( Majelis Ulama Indonesia ).
Jumlah SDM yang ada di RPH Pegirian yaitu dokter hewan (Pemeriksaan AntePost Mortem ) 1 orang, Butcher bersertifikat 1 orang, jagal 45-50 orang, Juleha ( Juru Sembelih Halal) 2 orang dan keurmaster (petugas pemeriksa daging) 1 orang.

Akhir kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menegaskan, bahwa masyarakat Jawa Timur khususnya Surabaya tidak perlu kuwatir mengkonsumsi daging karena kebanyakan daging yang dijual beredar di Surabaya itu di potong di RPH Pegirian yang telah memiliki prasyarat-prasyarat teknis khusus agar hewan bisa di potong secara halal sehingga memiliki daging dengan kualifikasi bagus, beliau juga menepis isu ada kelonjakan harga daging sampai 150.000/kg karena setelah meninjau di pasar pucang harga daging masih tetap stabil untuk daging super harga Rp 120.000/kg dan daging biasa Rp. 85.000-105.000/kg sehingga masyarakat Surabaya tidak perlu kuwatir membeli daging dalam jumlah banyak menjelang hari lebaran nanti.

Secara terpisah Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Drh. Wemi Niamawati, MMA, menegaskan bahwa Jawa Timur tidak merekomendasikan daging sapi impor tetapi hanya sebagai distributor untuk konsumen Horeka (Hotel, restoran dan katering). (Rs’08)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed