Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Hingar bingar akan dimulainya proyek pembangunan bandara seakan menghipnotis semua masyarakat, mafia dan spekulan tanah gentayangan dimana-mana. Kejadian memilukan dan kesewenangan yang seyogyanya tidak perlu terjadi akhirnya terjadi juga di desa Bulusari.
Praktek yang menjurus kepremanisme akhirnya menimpa Sunarto (64) yang biasa di panggil “Pak Tokundi” , warga Dusun Bulusari desa Bulusari Tarokan Kediri.
Gara-gara memotong pohon mangga pemberian kakaknya, pak Tokundi diancam akan dilaporkan ke Polisi jika tidak mau bayar denda.
” kronologinya, pada suatu hari mbak yu saya bernama Lasmi di beri pohon mangga oleh keluarga Pak Dibyo yang memiliki lahan terdampak bandara dan sudah dibebaskan. Lahan pak Dibyo itu dulunya yang mengerjakan mbak yu saya (Lasmi) di lahan tersebut ada pohon mangganya,” ucap Sunarto yg akrab disapa Tokundi.
Lanjut Tokundi, karena Pohon mangga tersebut sudah diberikan sama keluarga pak dibyo ke mbak yu Lasmi, terus dikasihkan ke saya sambil bilang, “Le.. Kayunya dikasihkan Yu Mi, karena mbakyu mu tidak bisa mengerjakan tak kasihkan dirimu ya Le, ” ucap Lasmi.
“Karena kayu saya banyak. maka kayu tersebut saya jual ke pembeli sebesar 200 ribu, terus sama pembeli dibeli 150 ribu. Setelah cocok harganya terus sama pembeli di tebang,” terang Tokundi.
”Saya sangat kaget, saya dimarai dirumah saya ditarik sama anak buahnya Agus sambil emosi, Agus teriak sambil bilang ngawur saja, karepe dewe, terus saya bilang sudah Gus, wis Gus jangan ramai-ramai, kalau Lek To salah lupute Le, maaf le,” ucap Tokundi kepada Agus.
Agus terus bilang,” ya saya kasih maaf ,tapi ya tidak cukup minta maaf saja, harus saya denda sekarang, saya denda sekarang atau saya laporkan Polisi, pokoknya hari ini harus selesai.
“Gus kalau Lek To didenda, terus di denda berapa to Gus,” dijawab sama agus,” banyak,” . Kembali dipertanyakan oleh Tokundi,”banyaknya berapa to Gus,” jawab Agus pokoknya banyak.
”Gus.. Lek To itu tidak mencuri tapi Lek To itu ada yang mengasih Gus, yang ngasih itu Yu Mi, sambil di jawab Agus “Yu Mi itu punya hartanya apa,” ucap Agus.
Masih menurut Tokundi, Gus kalau dendane banyak itu berapa? dia menjawab 1 juta. Karena sudah mau 1 juta maka saya ambil uang untuk bayar denda tersebut.
Setelah Tokundi mengambil uangnya, lalu oleh agus uang langsung di bawa.
Kejadian pemerasan layaknya premanisme ini langsung menyebar ke seluruh masyarakat Bulusari dan sekitarnya. Saat awak media meminta keterangan terkait hal ini pada tokoh masyarakat Bulusari, WH (55) (inisial. red) membenarkan semua keterangan yang di sampaikan Tokundi, seharusnya jika ada masalah dimasyarakat tidak seperti itu caranya, semua bisa di selesaikan di Balai Desa, dan diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan.
”jangan ada praktek seperti premanisme di Bulusari, apalagi ini hanya pohon mangga kecil, dan lebih-lebih yang denda itu apa haknya kok main denda segala, padahal lahan itu sudah dibebaskan dan milik pengembang bandara,”ucapnya.
Tambah WH (55), kok tega sekali orang tersebut malak 1 juta, padahal rumahnya Tokundi didepannya, dan yang paling penting adalah yang denda itu bukan pemilik lahan, dia hanya makelar yang ikut membebaskan lahan.
Saat awak media menghubungi Agus lewat WA dan SMS di nomer Hp nya 082 590 491 XX tidak mau balas hanya di baca saja malah sekarang di blokir (Bersambung). (Tim)
Komentar