Detik Bhayangkara.com, Surabaya- Patut diapresiasi gebrakan nyata Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Disnak Jatim) dalam menjamin kualitas dan mutu produk telur yang beredar di Jatim. Untuk itu, masyarakat diminta tidak khawatirkan jika mau mengkonsumsi telur ayam.
Kepala Disnak Jatim, Drh. Wemmi Niamawati, MMA mengatakan, Selasa (19/11/2019), banyak upaya yang dilakukan Disnak Jatim diantaranya sertifikasi kompartemen bebas penyakit flu burung di seluruh breeding farm yang memproduksi bibit untuk ayam petelur dan pedagang final stok (komersial).
Selanjutnya Disnak juga melakukan uji yang dilanjutkan sertifikasi bebas penyakit Pullorum untuk induk ayam yang menghasilkan bibit DOC (ayam umur sehari,red) yang akan diedarkan ke masyarakat. Untuk pengambilan dan pengujian sampel telur dan daging unggas dilakukan Laboratorium Kesehatan secara peridik
Disnak menerapkan bio sekurity tiga zona untuk mendukung good farming practices, sehingga telu dan daging unggas terbebas dari penyakit berbahaya. “Surveillance penyakit hewan oleh petugas participatory disease surveillance dan respons (PDSR) untuk ayam kampung, dan petugas pelayanan unggas komersial (PVUK) untuk peternakan unggas komersial,” ujarnya.
Tambah Wemmi yang asli Mojokerto mengatakan, populasi unggas yang menghasilkan telur di Jatim pada tahun 2018 lalu sebanyak 97,4 juta ekor yang berkontribusi pada 28 persen terhadap populasi unggas nasional. Dirinci, ayam buras(kampung) sebanyak 20, 1 juta ekor, ayam ras petelur (layer) ada 49,5 juta ekor, itik 5,8 juta ekor, enthok 1,5 juta ekor, dan burung puyuh 3,8 juta ekor.
Metode pemeliharaan ayam ras petelur dan buruh puyuh itu 100 persen dikandangkan secara intensif, sedangkan ayam buras, itik, dan enthok untuk penghasil telur 80 persen dikandangkan dan 20 persen masih umbaran.
“Jadi memang unggas yang mengahsilkan telur konsumsi dengan pemeliharaan diumbar hanya 7,5 persen, sedangkan 92,5 persen telah menerapkan good farming practices dan telah menggunakan pakan yang memiliki nomor pendaftaran pakan,” ujarnya.
Dikatakannya juga Jatim telah surplus telur unggas sebanyak 191 ribu ton per tahun atau setara 2,8 miliar butir telur dan telah mengekspor ke provinsi lainnya di Indonesia dan beberapa negara di Asia ” pungkasnya. (Rudi’08)
Komentar