oleh

Kabag Hukum Pemkab Kediri, “Diduga Menakut-Nakuti” Warga Bedrek Selatan Untuk Menjual Rumah Dan Tanahnya

-daerah-5,716 views

Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya-  Mungkin kalau Presiden RI Ir. H. Joko Widodo mengetahui kondisi sebenarnya dilokasi terdampak bandara Kediri, tidak akan tega melihat rakyatnya jadi bulan-bulanan dan “Diperkosa psikologinya” oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya agar supaya masyarakat terdampak bandara mau melepaskan tanahnya, dilakukan dengan menggunakan segala cara yang penting beres.

Menurut Yoni yang akrap disapa Yon Madu, masyarakat Dusun Bedrek Selatan Desa Ngrogol Kecamatan Ngrogol mengatakan pada awak media, Senin (16/12/2019), bahwa ada sekitar 30 Kepala keluarga disini yang hampir tiap hari di datangi orang di bujuk untuk segera melepaskan tanahnya ke Pemda, ada mulai Pak Sukadi, (Kabag Hukum) ada yang dari Kecamatan Ngrogol pada saat camatnya Pak M. Imron, ada yang mengaku LSM nggak jelas ada yang dari luar daerah nggak jelas statusnya, ada yang mengaku Mediator juga nggak jelas. Semuanya datang dan minta pada warga untuk segera melepas tanahnya.

Tambah Yon menjelaskan, karena warga belum sepakat dengan harga yang disodorkan oleh Pak Sukadi dan timnya, saat ini sudah mulai ditakut-takuti dengan menggunakan ancaman dengan cara mencari kesalahan warga Bedrek.

”seperti ancaman pidana yang dialamatkan pada H. Mulyono, tokoh ulama dan sesepuh Bedrek yang memiliki Mushola, diancam dipidanakan karena masalah IMB rumahnya, juga ada Yunarno, yang diancam pidana karena penangkaran burung Murai batu,” ucapnya, yang diamini oleh puluhan warga sekitarnya.

Warga itu sangat mendukung proyek bandara Kediri, tapi tolong harganya jangan di buat mainan semau gue, dulu tahun 2017 saja saat dipegang oleh BDI warga OK karena harganya 15 juta per Ru.

”tapi sekarang yang pegang kendali Pemda kok malah melorot jadi 10,5 juta, terus selisih begitu banyak itu larinya uang ke mana..??,” ujarnya.

“Yang mau bangun Bandara kan GG bukan Pemda, kalau yang mau membebaskan GG biarlah orang GG yang kesini jangan Pemda lagi karena mulek tidak ada kecocokan harga, enak jamannya yang dipegang oleh GG, tidak ada paksaan dan intimidasi seperti saat ini. Coba bayangkan saja, harga tanah diluaran saja sudah 20 juta sampai 25 juta per Ru, kalau tanah terdampak hanya 10.5 juta per Ru terus kita masyarakat mau pindah ke mana. Warga menunggu langsung dari GG yang turun langsung, karena GG tidak mau mainkan harga dan sudah pasti, enak sama GG pokoknya, “bebernya, yang diiyakan para tetangganya.

Saat awak media mencoba hubungi Kabag Hukum, Sukadi. SE. MM, via Washap nya sebanyak dua kali hanya dibaca dan tidak dibalas.

Perlu diketahui, bahwa menurut Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Dodik Purwanto. SE, beberapa saat yang lalu menjelaskan, bahwa lahan yang di pakai oleh Proyek strategi nasional (PSN) seluas 372 hektar, itu untuk PSN..!!!.

Lanjut politisi PDI Perjuangan dari Dapil VI, bahwa lahan yang untuk PSN 372 hektar saat ini sudah selesai, sedang lainnya bukan PSN melainkan swasta.

”ya harga diserahkan pada pasaran,” jelas Dodik. (Rs’08)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed