Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Pengunduran diri Ir. H Sutrisno. MM, sebagai ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri disambut pesta pora pengurus dan kader PDIP Kabupaten Kediri.
Selama ini Sutrisno dianggap sebagai pengkhianat partai, karena, mantan penguasa Kabupaten Kediri empat periode, kontribusi maupun perhatian terhadap partai tidak ada.
Saat pres release di salah satu rumah makan di kota Kediri, jum’at (27/12/2019), Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Kabupaten Kediri Tri Efendi. SE, mengatakan, Sutrisno itu pengkhianat partai.
” mulai dari nol sampai dia menjadi orang besar seperti sekarang karena partai PDIP, bagimana terima kasihnya terhadap partai. Ibaratnya PDIP ini orang tua, kita dan Sutrisno anak yang sudah dibesarkan, setelah sukses orang tuanya tidak diakui sebagai orang tuanya, ini orang macam apa, ” ucapnya.
Lanjut Fendi, Partai ini bukan seperti kereta, habis naik turun terus pergi begitu saja.
“Dia harus instropeksi diri, jangan main-main. Sutrisno menjadi besar seperti sekarang ini ada sejarah panjang, dia berkuasa selama empat periode, tapi pertanggung jawabannya tidak ada, ” tegasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Trianto Sasongko, mengatakan, Sutrisno yang selama ini mengaku sebagai orang bersih dan ahli ibadah itu ternyata omonganya suka dibolak balik.
” Sutrisno selalu bilang hidup ini demi Alloh, ucapan dan tindakan harus sama, tapi kenyataanya omongan dan tindakan selama ini tidak sesuai, lha pikiranya dimana ..??? Waktu rapat, Sutrisno ngomong kalau hari ini rekom turun, saat ini pun saya akan mundur, namun dimedia online, Sutrisno ngomong lain, lha antara mulut dan tindakanya gak sama, “ucapnya.
Selain itu, Wakil ketua DPC PDIP Kabupaten Kediri yang akrab disapa Entok gontrong geram dan menantang Sutrisno, kalau tidak terima dengan yang disampaikan, ia siap bukak-bukaan dihadapan kader partai.
” Kalau Sutrisno tidak puas dengan omongan saya, saya siap diskusi dengan disaksikan banyak orang, yang benar itu omongan saya apa omonganya Sutrisno, saya siap, ” tegasnya.
Lanjut Entok, ia tidak benci kepada Sutrisno, hanya ingin meluruskan omongan Sutrisno yang setiap acara solat malam selalu mengatakan ucapan dan tindakan harus sama.
” Saya ingin meluruskan dan membuktikan omongan sutrisno itu, ” tuturnya.
Entok menyanggah omongan Sutrisno, bahwa selama ini kalau ada tugas partai, Sutrisno tidak pernah minta uang jalan, selain itu Sutrisno juga tidak pernah mengambil gaji dari partai, namun kenyataanya gaji sebagai ketua DPC sebesar Rp.1,5 juta setiap bulan saja juga diambil.
” Kok bisa ngomong gak pernah ngambil uang partai, buktinya honor sebagai ketua DPC satu juta limaratus ribu saja juga diambil. Entah yang mengambil demit apa gendruwo, tapi bukti SPJ nya ada, dia ngambil, ” bebernya.
Klaim Sutrisno, kondisi PDIP punya gedung baru dan aset tanah sudah atas nama DPP PDIP, menurut Entok itu bukan upaya Sutrisno sebagai ketua DPC, tapi itu dari bupati.
Jangan salah, PDIP sudah punya tanah sejak lama, sedangkan bangunan gedung yang membangunkan atas nama bupati yang diusung oleh PDIP.
Bahkan Sutrisno pernah menunjukkan uang Rp.1,5 miliyar untuk membeli tanah, untuk membangun kantor PDIP yang lebih besar dan lebih representatif.
” Namun uang itu sampai sekarang tidak jelas, dan digunakan untuk apa, dan tidak ada laporan pertanggung jawabanya sampai trisno mundur, kemana uangnya, ” kata Entok geram.
(Rs’08)
Komentar