Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Tokoh pemuda bersama warga Bedrek, Ngrogol, menantang bupati Kediri, dr. Haryanti untuk beruji nyali berdialog satu arah dengan warga Bedrek.
” Kita berani untuk diuji nyali dan berdialog langsung dengan bupati diforum DPRD, biar gamblang dan diketahui oleh seluruh rakyat. Kami akan lebih bebas mengeluarkan unek unek tanpa harus takut dengan aparat keamanan, ” kata Fauzi Nugroho. M.Psi, pemuda asli Bedrek kepada Detik Bhayangkara, senin (20/1/2020).
Meski Fauzi Nugroho yakin bupati tidak akan berani datang untuk melakukan dialog langsung dengan warga Bedrek, namun pengajar di IAIN dan UNP Kediri ini berharap, bupati mau membuka hati untuk merasakan kesedihan dan keresahan warganya.
” Kalau bupati ini menjalankan tugasnya dengan perasaan dan tidak ada muatan kepentingan akal akalan dalam hal pembebasan lahan bandara, saya yakin bupati berani dialog langsung dengan warga Bedrek,” tegasnya.
Keberanian warga untuk menantang bupati berdialog dan debat langsung, karena sudah muak dengan ulah orang orang suruhan bupati yang terus memaksa warga segera menjual tanahnya. Pasca pertemuan di warles Penthur Agung Mulyo, besoknya orang orang suruhan bupati kembali nekat mendatangi warga menekan agar warga menjual tanahnya ke Pemda. Bahkan, orang orangnya bupati itu mengamcam, sudah tidak ada jalan lain untuk menjual tanah kecuali kepada Pemda.
” Kalau nanti tidak menjual kepada Pemda warga ditakuti lagi akan terkena sistem konsinasi dan uangnya dititipkan di pengadilan,” ungkap Fauzi.
“Masyarakat niatnya baik, bisa diajak bekerjasama, mendukung proyek Bandara Kediri. Ingin berdiskusi dengan cara yang baik dan dengan cara yang terhormat. Harapannya Bupati bisa hadir dalam RDP Mas, biar memahami keinginan warga. karena itu diperlukan komunikasi dua arah,” beber pria murah senyum tersebut.
Sementara itu, dengan adanya keinginan warga Bedrek selatan untuk berdialog langsung dengan Bupati Kediri Haryanti Sutrisno di forum dewan, Wakil ketua Komisi A DPRD Kabupaten Kediri Drs.H.Lutfi Mahmudiono, dari Partai Nasdem mengatakan, agar warga Bedrek berkirim surat.
” Untuk bisa berdialog langsung dengan bupati hendaknya warga berkirim surat ke Ketua DPRD mas. Soalnya ngundang bupati itu domainnya pimpinan dewan, jadi komisi tidak bisa ngundang bupati, yang bisa Ketua DPRD, ” ucap politisi murah senyum tersebut.
Anto (45) warga Bedrek mengatakan pada Detik Bhayangkara.com, warga berani nantang Bupati untuk dialok, Karena selama ini warga bedrek merasa “diperkosa mentalnya” terkait pembebasan tanah bandara.
” Warga sudah kepepet dan nekat mas, akhirnya kita semakin berani dalam memperjuangkan hak- hak kami, cacing saja diinjak molet, apalagi kita manusia, ” ucapnya.
Lanjut anto, ketika warga terdampak bandara diundang bupati di warles Penthur Agung Mulyo beberapa waktu lalu, itu bentuk intimidasi terhadap warga yang saat ini masih mempertahankan lahanya, karena harga tetep 10,5 juta/ru.
” Warga sangat kaget mas, mosok yang diundang sedikit, bupati kok kerahkan ratusan pasukan keamanan, puluhan personil Satpol PP, polisi, tentara dan kejaksaan, semuanya berseragam lengkap, emangnya ini pertemuan dengan rakyatnya apa unjuk kekuatan, apalagi warga mau masuk ruang dipanggil satu persatu, “ucapnya kesal.
Hal yang sama juga di rasakan oleh An (45) warga bedrek, perempuan manis ini mengaku warga yang datang pada undangan itu diliputi rasa takut, karena adanya penjagaan yang ketat. Sehingga kita mau ngomong sesuai unek unek kami tidak berani.
Ditempat terpisah tokoh Nahdatul Ulama (NU) yang juga mantan bendahara INKOPSIN Gus Suryadi mengatakan, mengenai polemik pembebasan tanah bandara yg masih berkepanjangan seperti ini, aparat hukum harusnya sudah bisa bekerja melakukan penyelidikan. Karena ditengarai ada muatan memperkaya diri dan atau orang lain yg dilakukan oleh ASN / pejabat negara.
”Masalah ini tdk boleh dibiarkan menggelinding liat tanpa ada yg mengambil keputusan. Polisi, jaksa bahkan kpk bisa lakukan lidik,” tandasnya, senin (20/1/2020). (Rs’08)
Komentar