Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Suhu politik menjelang Pilkada 2020 di Kediri kian memanas. Jurus apapun dipakai untuk menjatuhkan lawan politiknya. Tapi Jangan ditiru dan jangan dicontoh kasus yang terjadi di Kecamatan Pare Kediri ini, betapa tidak, Camat Pare Anik Wuryani telah mempermalukan Istri Wakil Bupati Kediri, Hj. Rosyidah Masykuri saat prosesi pelantikan Ketua PKK wilayah Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Selasa, (21/1/2020).
Saat itu Camat Pare menggelar proses pelantikan 8 Ketua PKK desa di Kecamatan Pare, dengan mengundang seluruh pengurus PKK desa dan Kecamatan Pare, juga mengundang para istri kepala desa, istri perangkat, dan mengundang ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri, Hj. Rosyidah Masykuri.
Namun dalam prosesi pelantikan, ketua TP PKK Kabupaten Kediri, Hj. Rosyidah Masykuri seolah ditelantarkan dan tidak diperlakukan dengan layak sebagai istri Wakil Bupati Kediri, Drs. H. Masykuri Ichsan, MM. Bahkan, istri Wabub tersebut dipermalukan dihadapan anggota PKK se-Kecamatan Pare, karena tidak diberi waktu sama sekali untuk menyampaikan kata sambutan dan pengarahan atas nama Ketua TP PKK Kabupaten Kediri.
Menurut sumber resmi di Kecamatan Pare mengatakan, prosesi pelantikan itu ada kejanggalan, karena setelah pembawa acara membacakan susunan acara dan pelantikan langsung, terus masuk acara do’a lalu bubar.
”Sehingga acara itu sangat acak acakan, dan terkesan sengaja disetting untuk mempermalukan Ibu Wabup yang terhormat,” ucap salah satu undangan pelantikan pengurus PKK Kecamatan Pare kepada awak media, Rabu, (22/1/2020).
Salah seorang pengurus TP PKK mengatakan, sangat kecewa karena harapannya dengan pelantikan itu ada pengarahan dari PKK Kabupaten, ternyata TP PKK Kabupaten Kediri Hj. Rosyidah Masykuri diundang, akan tetapi tidak beri kesempatan untuk memberi pengarahan pada kita semua.
”Pokoknya kemarin Bu Wabup diundang hanya datang melihat, tidak diberi kesempatan untuk memberi pengarahan. Bu Wabub datang duduk sendirian, dan diberi makan setelah itu pulang begitu saja, kan beliaunya dipermalukan seperti itu mas,” ucapnya dengan nada kesal.
Agenda pelantikan PKK 7 desa dan 1 kelurahan di wilayah Kecamatan Pare itu diduga disetting untuk mempermalukan Hj. Rosyidah, istri Wabup Masykuri. Pelantikan itu sengaja ditarik ke ranah politik, karena Masykuri Ichsan merupakan bakal calon Bupati yang menduduki rangking tertinggi dalam survey independen, sehingga berbagai cara sang penguasa menggunakan kekuasaan Bupati Haryanti untuk menghabisi lawan politiknya.
Lebih lanjut pengurus PKK itu mengaku benar benar acara itu untuk melecehkan istri Wabup, selain tidak diberi kesempatan untuk memberikan pengarahan, juga tidak diperlakukan selayaknya istri pejabat.
”Saya gak ngerti mas pendidikan bu camat itu apa, kok gak punya unggah ungguh gitu loh, kalau pendidikan S 2 kok kayak orang tidak berpendidikan gitu. Masak menyuguhkan soto kepada istri Wakil Bupati hanya menggunakan mangkok, itu benar benar melecehkan, itu namanya seorang camat melecehkan jabatan pimpinan to mas,” katanya dengan nada geram.
Para ketua PKK yang dilantik merasa kecewa, kenapa organisasi PKK dijadikann alat politik.
”Kita sangat kecewa, PKK itu kan bekerja untuk masyarakat, tapi kenapa oleh bu camat ditunggangi untuk kepentingan politik kotornya,” lanjutnya.
Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Kediri Hj. Rosyidah Masykuri ketika dikonfirmasi mengatakan, ia memang merasa dipermalukan, tapi berusaha sabar dan ngalah.
“Saya sabar saja mas, dia kan yang mengerti aturan, kalau memperlakukan saya seperti itu ya urusan dia,” katanya kepada Detik Bhayangkara.com, Rabu (22/1/2020).
Lebih lanjut Istri Wabup itu menambahkan, kalau dia (camat) memanfaatkan agenda PKK ditunggangi untuk kepentingan politik urusan mereka.
”Kalau di PKK bisa ditunggangi untuk kepentingan politik, itu urusan mereka mas, dan biar masyarakat yang menjawab dan menilai. kalau saya tidak, saya hanyan menghidupkan organisasi PKK berjalan sesuai aturan,” tegasnya.
Ketua Penggerak PKK yang dilantik dipendopo Kecamatan Pare kemarin, Ketua PKK Desa Sidorejo, Sambirejo, Darungan, Bendo, Tulungrejo, Sumberbendo, Tertek dan Kelurahan Pare. (Rs’08)
Komentar