Detik Bhayangkara.com, Jakarta- Tiga warga desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto nekat melakukan aksi berjalan kaki menuju istana untuk menolak tambang di desanya, aksi tersebut dilanjutkan pada, Kamis (6 Februari 2020).
Achmad Yani (45) melalui selulernya menyampaikan, dirinya dan kedua rekannya, yakni Sugiantoro (31), dan Heru Prasetyo (26), akan melanjutkan aksi puncak tolak penambangan liar dengan berjalan kaki, dari Mojokerto (28 Januari 2020).
“Kami akan lanjutkan pagi ini, jalan kaki ke depan Istana Keprsidenan RI, mudah-mudahan ditemui Pak Jokowi langsung. Itu memang keinginan dan harapan kami, biar bisa langsung menyampaikan tuntutan kami stop penambangan di kawasan Perhutani,” ucap Achmad Yani, Rabu (5 Februari 2020).
Menurutnya, penjarahan batuan andesit di kawasan hutan petak 58 KRPH Jabung yang dilakukan penambang semakin merajalela. Terlebih terbukanya akses jalan sejak akhir tahun 2019 lalu, semakin membuat dua penambang yakni CV Sumber Rejeki dan CV. Rizky Abadi terus melakukan penggalian di aliran Sungai Selomalang, di Desa Lebakjabung, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto.
Berharap, diberikan hak kelola hutan secara legal dan benar, pada perhutanan sosial. Bukan kebijakan KLHK, yang menyewakan atau pemanfaatan jalan untuk angkutan hasil tambang. Terbukanya akses jalan tambang, masih kata Achmad, sebagai pemicu penjarahan batu andesif di dalam kawasan konsevasi, DAS hutan lindung.
“Padahal kami sebagai masyarakat telah berupaya semaksimal mungkin untuk mereboisasisi hutan kami,” ungkap Achmad Yani yang juga Ketua Gerakan Komunitas Peduli Lingkungan (Gakopen).
Sebelum melakukan aksinya menuju Istana Kepresidenan yang berada di jalan Merdeka, ketiga warga Mojokerto tersebut sebelumnya sudah mendatangi kantor Gakkum KLHK, Senin (3 Januari 2020).
“Kami sebelumnya ke kantor Gakkum KLHK dulu, mau menemui Ditjen. Sayangnya Ditjen sedang rapat kata resepsionisnya. Jadi kami cuman menyerahkan surat permohonan, untuk mencabut persetujuan pemakaian akses jalan oleh penambang di area Perhutani Petak 55 KRPH Jabung, BKPH Trowulan, KKPH Jombang”,” paparnya.
Ketiganya, yakni Achmad Yani (45), Sugiantoro (31), dan Heru Prasetyo (26). Mereka berangkat sejak pukul 07.00 WIB, dan hanya bermodalkan uang receh sejumlah Rp 600.000,- yang dikumpulkan warga setempat sehari sebelum keberangkatan.
Dengan membawa bendera Merah Putih ketiganya memiliki target dalam waktu empat hari sudah harus sampai ke ibukota Negara DKI Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi. (*)
Komentar