Detik Bhayangkara.com, Kotamobagu– Kegiatan pertambangan emas tanpa izin di Potolo Kec Lolayan Kab Bolaang Mongondow, semakin tidak terkendali, para penambang tidak lagi menggunakan cara manual dengan alat bantu berupa linggis dan betel.
Puluhan alat berat terpantau awak media ini dilokasi Potolo, praktis aktivitas alat berat (excavator, red) dengan leluasanya melakukan perambahan hutan disekitar pegunungan potolo.
Dari keterangan sumber yang tidak mau dipublikasikan namanya mengatakan bahwa, kegiatan pertambangan potolo itu diduga kuat mendapatkan bekingan aparat penegak hukum (APH) Sulut.
“saya duga ada oknum anggota APH Sulut yang berkonspirasi dengan pemilik modal bernama ko sten,” tutur sumber.
Disisi lain terpantau ada beberapa oknum yang diduga aparat menjaga akses masuk ke lokasi tambang tersebut, dan awak media ini juga mendapat informasi bahwa tidak dibenarkan mengambil gambar dalam lokasi tersebut dengan alasan apapun, karena dicegat oleh para penjaga.
SW alias ko Stenly si pemilik puluhan hektare lahan tambang ilegal di Potolo Kec. Lolayan Bolmong, yang mempekerjakan puluhan alat berat untuk penggalian material emas rupanya memiliki trik khusus untuk melindungi usahanya.
Menurut informasi dari mantan pekerja Ko Stenly, bahwa dalam setiap minggu dia mampu menghasilkan puluhan kilo emas dari hasil perambahan hutan di gunung Potolo.
“Walaupun ilegal tapi kami nyaman saja melakukan aktivitas setiap hari” ucap mantan pekerja Ko Stenly, “Kami tidak pernah tersentuh aparat keamanan jika ada penertiban lokasi tambang tanpa ijin” lanjut sumber.
Saat diwawancarai awak media ini, dia memperlihatkan beberapa foto dan video dilokasi Ko Stenly sambil menjelaskan tentang proses pengolahan emas dilokasi itu.
Yang mencengangkan ketika mantan pekerja Ko Stenly menunjuk pada sebuah bak besar untuk perendaman material emas, “Itu BAK KOMANDO namanya” jelas sumber.
“Hasil pengolahan dari Bak Komando itu seluruhnya diserahkan kepada beberapa oknum yang berperawakan tegap, untuk biaya keamanan” tegas sumber. (Fad)
Komentar