Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Perkembangan situasi politik di Kabupaten Kediri semakin liar, dan tak terkendali seperti bola salju. Banyaknya statemen dan saling klaim yang menyesatkan memicu kegaduhan politik di Kabupaten Kediri yang terkenal dengan sebutan bumi agamis.
Seperti Kabar yang saat ini santer beredar, bahwa Rekom PDIP sudah mengerucut kepada Hanindhito Himawan Pramana anak Pramono Anung. Sehingga bila Rekom diberikan kepada Dhito, kabarnya Pramono Anung akan merajut koalisi istana.
Bahkan, saat ini orang dekat Pramono Anung di Kediri sampai berani mengatakan, PAN , PKB dan Nasdem sudah ada kesepakatan untuk mengusung Dhito.
”Untuk sementara yang sudah deal dan ada kesepakatan yakni PAN, PKB, dan Nasdem, yang lainya ini sedang proses mas,” kata kader DPC PDIP Kabupaten Kediri.
Bahkan, Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai DPC PDIP Kabupaten Kediri mengatakan, kalau Dhito mendapatkan rekom PDIP, maka koalisi istana akan terjadi di Kediri.
”Ya kemungkinan mas Dhito nanti akan melawan bumbung kosong (Kotak kosong) dalam Pilkada nanti,” ungkapnya.
Sementara itu, tokoh pergerakan Kediri raya, M. Moechid mengatakan, kalau sampai benar Pramono Anung melakukan koalisi Istana, masyarakat Kediri akan serukan melawan PDIP dalam Pilkada.
”Pokoknya kalau PDIP menjalankan politik koalisi istana sama artinya sedang disekenario Dhito akan melawan bumbung kosong. Kalau itu yang dilakukan, kita lawan..habis-habisan. Semua tokoh Kediri Raya akan memberi seruan memenangkan Bumbung kosong,” katanya penuh semangat.
Terlebih lagi, Warga Kediri menolak tampilnya Dhito, karena masyarakat Kediri tidak mengenal siapa dia itu, kemampuannya masih diragukan untuk mempimpin Kediri yang sangat luas.
”Dia itu masih terlalu muda, apa PDIP tidak punya kader militan lain yang lebih siap dan lebih mumpuni…?? Apakah PDIP tidak ada kader yang layak disuguhkan masyarakat Kediri sehingga harus datangkan calon yang belum teruji. Apa mungkin mumpung ada kesempatan sehingga pak Pram sebagai pemilik partai memaksakan anaknya untuk tampil di Pilkada Kediri,” ungkap Moechid.
Namun demikian, lanjut Moechid, banyak kalangan masih mempercayai konsistensi Megawati Soekarno Putri Ketua Umum PDIP dalam menjalankan mesin partai.
Termasuk dalam mengeluarkan rekomendasi kader yang akan ditarungkan dalam pemilihan kepala daerah, Mbak Mega tidak berani gegabah.
Seperti pada saat memberikan sambutan pengumuman Paslon Pilkada 2020 di Kantor DPP PDIP, Jakarta kemarin, Megawati Soekarnoputri berpesan, bahwa pada 2024 nanti perpolitikan nasional akan mengalami perubahan regenerasi kepemimpinan.
”Benar, kita-kita ini sudah fading away, yang musti maju itu, yang didorong itu anak-anak muda. Tapi berhentilah, kalau kalian punya anak, anaknya itu enggak bisa ya jangan dipaksa paksa,” ujar Megawati pada, Rabu (19/2/2020).
Megawati merasa kesal karena anak dipaksa-paksa menjadi pemimpin, sementara anak tersebut tidak mampu memimpin. Dia menyebut, seperti tidak ada orang lain saja. Sedangkan, di PDIP kader partai juga disebutnya anak-anak.
”Kalau enggak anak’e, kalau ndak istrine, kalau enggak ponakane, loh nanti pasti ada yang bilang loh Ibu kan juga, tapi kan saya membuktikan. Saya enggak pernah, saya hanya, anak saya kamu jadilah sesuai dengan apa yang kamu jalankan,” ungkap Megawati. (Rs’08)
Komentar