Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya- Kedatangan Menteri Sekertaris Kabinet (MenSesKab) Pramono Anung di Kediri beberapa saat yang lalu meninggalkan kegaduhan politik luar bisa di Kabupaten Kediri.
Betapa tidak, setelah mengeluarkan statemennya terkait pencalonan anaknya yang katanya ditugaskan oleh PDIP untuk bertarung dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri 2020.
Bahkan, dalam forum yang sama yakni saat meresmikan Rusunawa Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Pramono Anung mengatakan, begitu rekomendasi dari PDIP turun padanya akan segera berkomunikasi dengan pimpinan partai.
”Begitu rekom Hanindhito Himawan Pramana diputuskan oleh PDI Perjuangan, segera kita berkomunikasi dengan seluruh ketua umum parpol yang ada. Apapun kan ini teman-teman saya semua, yang sehari-hari juga ada di dalam kabinet,” ujarnya.
Statemen Pramono itu langsung menjadi buah bibir, cibiran dan bulan-bulanan masyarakat Kediri, salah satunya yakni Gus Suryadi. Mantan bendahara INKOPSIN PBNU mengatakan, kalau seperti itu kan sama dengan mengebiri masyarakat Kediri, jadi orang Jakarta jangan merasa berkuasa.
”Suara masyarakat Kediri tolong diperhatikan. Kalau sudah tidak percaya pada parpol nanti akhirnya kan bisa jadi bumerang bagi Jakarta juga,” ucapnya.
Desas desus santer bahwa Pramono anung mau membeli semua partai. Kalau itu benar parpol terbeli, berarti akan menggadaikan suara masyarakat Kediri, akibatnya akan fatal akan kehilangan kepercayaan seluruh masyarakat terhadap eksistensi Parpol.
”Jika Bacalon Bupati tunggal, maka semua elemen masyarakat Kediri Raya akan menggalang kekuatan masal, dan akan membuat gerakan tidak percaya terhadap parpol,” jelasnya.
Menurutnya, parpol itu suara rakyat tidak didengarkan, suara rakyat digadaikan untuk mencari sesuap nasi oleh elit-elit di Jakarta. Tidak percaya dengan demokrasi di Indonesia ini.
”Demokrasi ini sebenarnya kan mengamini suara rakyat, biarkan rakyat untuk memilih dan dengarkan suara rakyat,” tegas pendiri Forum Bhayangkara Indonesia (FBI).
Terkait statemen Pramono yang akan mengumpulkan semua ketua partai. Gus Sur yang juga sebagai Dewan pembina Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) mengatakan, omongannya Pramono Anung
yang akan mengumpulkan semua ketua umum partai politik agar merekomendasi anaknya menjadi calon tunggal bupati Kediri, itu tindakan arogan dan memaksakan kehendak, itu saya nilai bisa melukai hati warga Kabupaten Kediri.
Melihat tindakan Pramono Anung tersebut, lanjut Gus Sur, sama dengan membunuh demokrasi yang sudah berkembang baik di Indonesia khususnya di Kediri.
”Jelas langkah politik Pramono Anung itu sama artinya mematikan kesempatan calon lain untuk bertarung secara adil,” bebernya.
Gus Suryadi merasa heran, dengan langkah politik yang dipakai oleh Pramono Anung.
”Ironis sekali, alam demokrasi di kabupaten Kediri dilenyapkan oleh ambisi politikus partai besar yang menggunakan nama Demokrasi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), saya ini orang diluar partai mas, saya hanya merasakan ada arogansi yang dilakukan pak Pram,” Lanjutnya dengan nada kecewa.
Dhito itu suara hasil surveinya jeblok, dia itu siapa..?? dan dia itu tidak mengenal Kabupaten Kediri, kalau tidak mengenal Kabupaten Kediri dan dia pingin bangun Kediri kan ya lucu namanya. Kediri itu mayoritas masyarakatnya petani harus ada sentuhan, kalau tidak mengenal Kediri terus mau dibawa kemana nantinya.
”Kalau memang dipaksa dengan politik picik dengan arogansi, memamerkan kekayaan dengan bisa membeli rekom semua parpol. Ingat, partai bisa dibeli, tapi suara rakyat tidak bisa dibeli,” pungkasnya. (Rd’08)
Wahai Pejabat beri contoh yg baik kpd Rakyat
DEMOKRASI KRDIRI HARUS JURDIL. Masyarakat Kediri Menolak Tegas BALON BUPATI KEDIRI TUNGGAL. Jangan kau Bodohkan Rakyat Kediri. Ingat Kerajaan Kediri bisa RUNTUH . Kerena dari Rakyat sendiri . Apa kau ingin mengulang itu . KEDIRI INGIN MEMBARA OLEH S3BAP SIKAP PEMBODOHANMU . SEMUA RAKYAT TIDAK TAKUT MENUNTUT KEADILAN DAN K3BEMARAN. DEMI KEDEPAN KEDIRI MENJADI LEBIH BAIK
KAMU JUAL SAYA BELI . BILA SEMUA TAK LEBIH BAIK