Detik Bhayangkara.com, Koltim – Proyek pembuatan box culvert yang berada didesa poni-poniki tidak menggunakan papan nama proyek, bahkan diduga pekerjaannya asal jadi.
Menurut informasi dari salah seorang warga desa poni-poniki, (02/06/2020) yang tidak mau disebut namanya mengatakan, ada pekerjaan box culvert yang menghubungkan desa tirawuta-poni-poniki, saya lihat pengecorannya tidak menggunakan molen dan itu tidak bisa sebab bagaimana caranya kita bisa tau kekuatan betonnya, apalagi kalau tidak melalui hasil uji lab.
”Saya paham betul kalau hanya pekerjaan seperti itu, apalagi kalau tukangnya kurang profesional dalam bidang jembatan, bisa-bisa jembatannya akan cepat rusak,” jelasnya.
Ditambahkannya, ini pekerjaan jembatan, jangan main-main karena setiap hari dilalui oleh pengendara apalagi oleh mobil, belum lagi kalau banjir.
”Jadi pekerjaannya harus tepat dan sesuai spek pekerjaan, begitu pula dengan penggunaan spesi harus matang dan tercampur bagus,” lanjut sumber.
Pengecoran lantai kerja pada pekejaan pembangunan box culvert tersebut tidak menggunakan alat pencampur spesi (molen atau tong takar), serta di duga tanpa melalui hasil uji laboratorium sehingga dapat diragukan kekuatan mutu betonnya yang tidak terukur.
Menurut salah seorang pekerja, Amrin (03/06/2020) dengan berlagak arogan bak seorang bos mengatakan, bahwa pekerjaan tersebut sudah sesuai, namun tidak menjelaskan alasannya secara detail mengenai kekuatan mutu beton yang digunakan meskipun tanpa menggunakan molen , begitu pula dengan uji labnya yang diduga tidak dilakukan.
”ltu sudah sesuai pak, tidak mungkin saya mau kerjakan kalau tidak sesuai, dan mengenai pemakaian molen, nanti akan dipakai pada pengecoran berikutnya sesuai arahan dari atasan (mungkin yang dimaksud adalah bosnya-red),” ungkapnya.
Masih menurutnya, selain itu proyek tersebut tidak menggunakan papan nama proyek sebagai bentuk informasi kepada publik tentang spek dan volume anggarannya serta sumber anggarannya.
”Alangkah bagusnya untuk para kontraktor agar menggunakan tenaga pekerja yang profesional dalam bidang itu, dan bukan yang sok pintar jika untuk mendapatkan hasil yang maksimal,” sambung seorang warga yang namanya tidak mau disebut.
Dengan adanya kejadian ini diharapkan agar pemerintah dan khususnya dinas terkait harus lebih intensif dalam menjalankan tupoksinya, untuk memantau segala bentuk kegiatan dilapangan agar mendapatkan hasil yang optimal apalagi yang berhubungan dengan penggunaan keuangan negara. (a)
Komentar