Detik Bhayangkara.com, Demak – Group Research (GR) Energy Conversion, Combustion and Energy Education (ECCEE) Universitas Sebelas Maret Surakarta membuat inovasi teknologi pembuatan tepung ikan. Pembuatan inovasi ini dilakukan dalam rangka untuk mendukung kemandirian pakan ikan di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) di Desa Berahan Kulon Kecamatan Wedung Kabupaten Demak, dengan memanfaatkan limbah ikan menjadi tepung ikan. Seperti diketahui bersama bahwa harga pakan ikan saat ini menjadi variable utama bagi pelaku usaha pembudidaya ikan.
Munculnya gagasan untuk pembuatan inovasi mesin pembuat tepung ikan tersebut diawali dari observasi dan diskusi bersama antara Kepala Desa Berahan kulon saat itu (tahun 2019) yaitu Sugondo, S,T, M.T dengan tim group riset ECCEE-UNS yang diketuai oleh Dr. Eng. Herman Saputro, M.Pd., MT. Kemudian ditindak lanjuti oleh tim grup riset ECCEE-UNS dengan melakukan identifikasi masalah dan pemetaan potensi yang ada pada desa Berahan Kulon kecamatan Wedung kabupaten Demak. Temuan yang didapatkan adalah adanya limbah ikan yang mencapai 100-150 kg/hari yang belum termanfaatkan serta masalah ketersediaan pakan ikan bagi kelompok pembudidaya ikan di Desa Berahan Kulon. Hasil diskusi bersama antara Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Grup Riset ECCEE – UNS dengan Kepala Desa dan UMKM Mitra (kelompok Pembudidaya Ikan) saat itu sepakat untuk melakukan kegiatan terkait dengan pemberdayaan kelompok nelayan dalam pemanfaatan limbah ikan menjadi tepung ikan. Kegiatan ini kemudian diusulkan dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret tahun 2020.
Inovasi dan design mesin pembuat tepung dilakukan di Energy Convertion and Combustion Laboratory (ECCL) Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan melibatkan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP-UNS. Design mesin pembuat tepung disesuaikan dengan karakteristik bahan baku (limbah ikan) dan juga ketersediaan enegi penggerak di Desa Berahan Kulon. Menurut ketua Grup riset, Herman mengatakan “mesin pembuat tepung ini memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat menyelesaiakn tahap -tahapan pekerjaan pembuatan tepung ikan dari pekerjaan awal hingga akhir yaitu mulai dari pencacahan hingga penghalusan ukuran tepung ikan”. Penghalusan tepung ikan dapat dilakukan dalam berbagi ukuran karena mesin ini dilengkapi dengan mekanisme pengayakan yang dioperasikan secara terintegrasi untuk menghasilkan ukuran tepung dalam 2 bentuk ukuran yang berbeda. Sehingga dengan adanya mesin ini UMKM Mitra (kelompok Pembudidaya Ikan) dapat membuat tepung ikan dalam berbagai ukuran.
Saat ini harga pakan ikan dipasaran berkisar antara Rp. 12.000,00 – Rp. 16.000,00 per kg, sehingga pakan ikan menjadi variable penting dalam budidaya ikan khususnya di Desa Berahan Kulon. Melalui program Program Kemitraan Masyarakat (PKM) UNS diharapkan dapat mendukung kemandirian pakan ikan di Kelompok Pembudidaya Ikan di Desa Berahan Kulon. Dari perhitungan biaya produksi pembuatan tepung ikan dengan memanfaatkan limbah ikan yang ada membutuhkan biaya Rp. 5.000 – Rp. 6.000,00 per kg. Hal ini jika dapat berjalan dengan baik, maka akan ada penghematan yang sangat signifikan. Penghematan tersebut tentunya akan dapat meningkatkan penghasilan bagi Kelompok Pembudidaya Ikan di Desa Berahan Kulon.
Salah satu ketua Kelompok Pembudidaya Ikan di Desa Berahan Kulon, Imam Wibowo (Sekretaris Pokdakan Margo Mulyo Abadi) menyampaikan, sangat berterima kasih kepada Grup Riset ECCEE – UNS yang telah melakukan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Desa Berahan Kulon.
Dirinya juga mengharapkan, kegiatan ini bisa rutin dilakukan khususnya terkait dengan mesin-mesin lain yang mendukung budidaya ikan dan tambak di desa Berahan Kulon. Secara simbolis pada Jumat 16 Oktober 2020, Ketua Tim Dr. Eng. Herman menutup rangkaiaan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Desa Berahan Kulon yaitu kegiatan pendampingan, pelatihan membuat tepung ikan dan penyerahan mesin pembuat tepung ikan. (Sugondo)
Komentar