Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya – Seperti telah diberitakan sebelumnya, bahwa bangunan talut/tebing sungai di Dusun Sumberyuyu Desa Tarokan Kecamatan Tarokan yang pengerjaannya dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri ambrol.
Kejadian ambrolnya talut ini sudah terjadi beberapa bulan yang lalu. Dampak dari ambrolnya talut tersebut langsung menggerus jalan yang ada disebelahnya.
Menurut Matrokhani warga Sumberyuyu RT 14/RW 20 menjelaskan pada awak media, bahwa menurut saya yang jelas proyek ini kurang pas belum sesuai standart untuk material juga kurang sesuai, untuk semen juga kurang.
“Air kan cukup besar pada sungai ini. Jadi pemakaian semennya kurang, untuk batunya sudah baik sedang adukan yang jelas antara tatanan batu tidak sesuai. Itu yang bolong-bolong itu kan belum dikasih luluh, luluhnya belum ada cuma ditempel itu,” ucapnya
Menurutnya, kejadian longsor talut/tebing sungai ini sudah terjadi sejak sekitar satu setengah bulan yang lalu. Tebing/Talut dengan ketinggian sekitar enam meter tersebut tidak mampu menahan derasnya air sungai sehingga longsor.

“Talut yang longsor ada sebelas meteran, tinggi talut enam meteran dan lebarnya sampai kejalan ada sekitar tiga setengah meteran. Kalau tidak segera diperbaikin maka kelamaan jalan ini akan habis tergerus oleh longsor karena derasnya air hujan, padahal ini merupakan akses utama masyarakat Sumberyuyu menuju Bukaan,” terangnya.
Lebih lanjut ucap pria yang juga Ketua RT.14/RW. 20 Dusun Sumberyuyu tersebut menjelaskan, lokasi longsornya pas ditikungan dan turunan yang tajam, ini sangat membahayakan keselamatan warga, maka dipasang tanda tulisan seadanya.
“Dulu saat pembangunannya saya sempat ramai sama pelaksananya/pengawasnya karena kalau dilihat dari campuran semen sama pasir tidak masuk, semennya kurang banyak. Posisi talut yang dibangun ini tinggi dan sungainya kalau hujan airnya besar, kalau tidak dibangun benar-benar baik dan kuat akan percuma apalagi pemasangan pipa resapan air (pipa suling-suling) sangat minim sehingga air yang meresap ketanah tidak segera keluar lagi lewat pipa resapan tersebut, “jelasnya.
“Selain itu pasir yang dipakai tidak layak. Yang saya herankan kok pengawasnya selalu menghilang saat akan saya temui. Pesan saya semoga pihak yang berkepentingan segera memperbaikinya kembali, “ungkapnya.
Sementara itu menurut Staf Dinas PUPR Winarto (Win) saat dimintai keterangan terkait ambrolnya talut tersebut menjelaskan, bahwa Plt. Kepala Dinas PUPR Kediri, Erwan sedang diluar, begitu juga dengan Haris sedang tidak masuk kerja (sakit). Winarto (Win) akan menyampaikan laporan dan fotonya ini ke pimpinannya karena kantor PUPR lagi Lockdown dan menyarankan awak media ke kantor BPBD.
Ditempat berbeda Kasi Rehabilitasi dan Rekontruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kediri, Bayu Adisantoso menjelaskan, yang jelas pertama kita sudah berkoordinasi sama pihak Desa dan Kecamatan.
“Kita bersama sudah observasi kesana yang jelas lokasi jalan sama sungai bersebelahan. Untuk langkah teknisnya kita berkoordinasi dengan dinas teknis dulu, “ucapnya, Kamis (7/1/2021) siang.
“Ini tadi saya sendiri juga sudah menerima proposal dari sana untuk masalah ini. Jadi proposal sudah saya terima dan kami BPBD sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, “pungkasnya. (Rd ’08)
Komentar