Detik Bhayangkara.com, Jepara – Salah satu nara sumber “Talk show” pada (15/1/2021), H. Nurul Fatah, SH, MM di kunjungi oleh pembina Aliansi Jepara Bangkit (AJB), Purnomo yang terletak di Desa Sekuro, Mlonggo, Jepara, Minggu (17/1/2021).
Purnomo sangat tertarik dan salut dengan anak muda yang sukses dibidang pendidikan dan usahanya ditengah obrolan meminta pandangan dan pendapatnya tentang, “Generasi Pemuda Dalam Membentuk Karakter Bangsa”.
H.Nurul Fatah,SH,MM memaparkan tentang idealismenya sebagai Generasi muda sebagai berikut, sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi akar bangsa Indonesia di masa mendatang harus dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen pengawas sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang dibuat adalah semata–mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi idealismenya dalam berjuang.
“Pemuda merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa. Peran pemuda sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Saat era globalisasi seperti sekarang peran mahasiswa sangat berpengaruh terhadap bangsa,” paparnya.
Baik dalam lingkup ilmu pengetahuan, etika, para mahasiswa yang akan merubah status suatu bangsa, karena mahasiswa merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan aktifitas pendidikan yang terbilang tingkatannya yang paling tinggi.
“Perkataan Bung karno “Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku guncangkan dunia”, yang menegaskan betapa pentingnya peran pemuda dalam kemajuan bangsa dan negara,” ucapnya.
Baik buruknya suatu negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan pewaris bangsa dan negara.
Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi guna bersaing secara global.
Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat.
Dalam sejarah pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu mempunyai peran yang sangat strategis disetiap peristiwa penting yang terjadi.
Ketika memperebutkan kemerdekaan dari penjajah Belanda dan Jepang kala itu. Pemuda menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika masa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat.
Pemuda akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya, sebab pemuda memang mempunyai posisi strategis dan istimewa.
Secara kualitatif, pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idealisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial dan secara kuantitatif. Pemuda akan lebih bersifat kreatif untuk melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat banyak masalah yang di hadapi yang tidak kunjung terselesaikanterselesaikan,tuturnya.
H. Nurul Fatah, SH, MM. menambahkan, bahwa di satu sisi, ketika suasana di sekitarnya terlihat aman dan tentram tidak ada masalah serius yang dihadapi, pemuda akan cenderung diam atau pasif, tidak banyak berbuat, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan yang dirasakan.
“Padahal baik dalam kondisi banyak permasalahan ataupun kondisi tanpa masalah serius, pemuda dituntut lebih banyak bergerak dalam membuat perubahan yang lebih baik, lebih produktif dan lebih kreatif dalam memikirkan ide-ide perubahan untuk bangsa yang lebih baik,” bebernya.
Jujur dikatakan, Kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda.
“Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan akademik juga banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa,” tandasnya. ( Sunarso )
Komentar