oleh

Pengusaha Restoran Imbau Beli Gula Lokal

-daerah-11,819 views

Detik Bhayangkara.com, Kab. Malang – Polemik kebijakan impor gula yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat menjadi pembicaraan dikalangan petani, kebijakan tersebut berimbas kepada stock gula lokal di Kabupaten Malang mencapai 60.000 ton.

Pengusaha restoran dan kafe Kota Malang, Indra Setyadi mengaku prihatin atas kebijakan tersebut.

“Ayo kita beli gula lokal, walaupun selisih harga sedikit agak mahal. Supaya yang tertimbun ini, bisa terserap dipasaran serta petani tebu bisa dibayar,” ajaknya, Jumat, (29/1).

Sebagai Ketua Apkrindo (Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia) Kota Malang, dirinya juga mengimbau kepada anggotanya untuk turut membeli gula lokal, karena gula lokal tidak mampu bersaing dengan gula impor. Disamping harga gula impor yang lebih murah, juga jumlahnya yang cukup banyak.

“Dampaknya gula lokal menumpuk puluhan ribu ton dan petani tebu sangat kesulitan dalam masalah ini,” ungkapnya.

Gagasan dan gerakan membeli gula lokal akan disebarluaskan, serta menggandeng komunitas pengusaha lainnya. Misalnya PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), dan APPBI (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia).

Sebelumnya, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Malang Pantjaningsih Sri Redjeki memberikan keterangan bahwa kebijakan pemerintah pusat yang melakukan impor gula, membuat investor belum menjalankan niatnya untuk membeli hasil tebu rakyat. Sedangkan menurut data, hasil dari Pabrik Gula Kebon Agung dan Krebet di Kabupaten Malang telah mencapai lebih dari 80.000 ton.

“Permasalahan gula lokal ini sebenarnya telah dilakukan komunikasi bersama diantara para pemangku kebijakan. Baik dari Pemerintah yang diwakili oleh Kemendag, KemenkopUKM, DPR RI, serta Asosiasi Petani Tebu. Telah terjadi kesepakatan sebesar Rp. 11.200 per kg untuk gula yang akan dibeli oleh investor di seluruh Indonesia,” tandasnya. (Red)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed