Detik Bhayangkara.com, Kediri Raya – Adanya pemberitaan terkait banjir yang terjadi diwilayah Tarokan Kediri, mengusik ketenangan tokoh masyarakat barat sungai.
Yanto (57) tokoh warga Tarokan dan tinggal di Dusun Gebangkerep Tarokan Kediri buka suara. Saat di hubungi via WhatsApp nya terkait adanya pemberitaan yang memberitakan banjir langganan di wilayah Tarokan dan sekitarnya karena adanya alat berat dampak dari aktifitas galian dilereng Wilis, dia mengatakan Kasep kalau galian tambang sebagai penyebab banjir.
“Coba kita perhatikan bersama, seperti galiannya di Bulusari itu sudah beroperasi lebih dari sepuluh tahun. Jadi sudah kasep (terlambat,red) kalau menyebut tambang galian sebagai penyebab banjir langganan di wilayah Tarokan dan sekitarnya,” ucapnya, Kamis (4/2/2021) pagi.
“Ini memang curah hujanya yang sangat tinggi, wilayah tarokan itu setiap musim hujan yang jadi langganan banjir yakni jalan raya Jegles sampai joho Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Karena banjir maka Desa cengkok, Sumber Duren dan Jatikapur pasti ada yang tangkisnya jebol.
“Apabila curah hujan tinggi sungai-sungai meluap. Dengan kondisi tersebut pasti ada desa yang kena dampak luapan tersebut. Diantara sungai kolokoso, sungai Brambang, “terangnya.
Dia menambahkan, nggak benar kalau gara-gara adanya alat berat digalian Dusun Gebangkerep dan Bulusari menjadi sebab banjir langganan di wilayah Tarokan. Itu hanya menggiring opini saja, gak masuk akal. Penyebab banjir itu karena banyak faktor mas…!! Maaf…saya nggak mau masuk keranah orang lain dan melebar. Tapi saya setidaknya menjelaskan hal yang sebenarnya sehingga tidak salah kaprah yang akibatnya merugikan orang dan mengusik ketenangan orang lain. Saya tinggal disini (Gebangkerep, red) selama 35 tahun jadi tahu kejadian demi kejadian selama ini.
“Kalau intensitas hujan tinghi pasti banjir..!! Kalau saya amati sungai-sungainya disini sudah terjadi sedimentasi (pendangkalan) dan lebarnya makin kecil sehingga tidak mampu menampung volume air hujan, ditambah drainase di sepanjang pinggir jalan provinsi juga tidak mampu menampung volume air yang tinggi sehingga otomatis air akan meluber kemana-mana dan banjirlah,” bebernya.
“Coba kita lihat dilapangan. Disepanjang jalan raya mulai pojok, Bulusari mengarah ke Tarokan drainase dipinggir jalan raya provinsi tersebut kurang dirawat dan tidak berfungsi semestinya. Kita nggak perlu mencari-cari kelemahan dan kekurangan orang lain apalagi hanya opini dari segelintir orang yang bukan ahlinya, “bebernya.
Hal senada diucapkan oleh tokoh masyarakat Dusun Tarokan Desa Tarokan Kediri, Suradi (46). Tidak ada satupun banjir Tarokan karena tambang.
“Nek Tarokan (kalau Tarokan, istilah Red) itu sebelum ada tambang di bagian wilayah barat seperti Jegles itu banjir sudah tahunan. Jadi Desa Tarokan itu banjir murni bukan kaitannya sama tambang, kalau ada kaitannya banjir sama tambang itu salah betul…sumpah salah betul itu,” ucapnya, Kamis (4/2/2021) malam.
“Penyebab banjir tahunan yang terjadi itu karena intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Daerah Jegles, Bareng dan Tarokan itu daerah dataran rendah. Diatas daerah itu tidak ada tambang gitu maksutnya,” pungkasnya. (RD’08)
Komentar