oleh

Diduga Kades Sukaresmi Abaikan Permasalahan Sampah di TPS-nya

-daerah-12,214 views

Detik Bhayangkara.com, Bogor – Permasalahan sampah hingga saat ini masih menjdi momok yang sangat menakutkan, meskipun berbagai cara telah dilakukan, akan tetapi hingga saat ini masih menjadi “PR” bersama dalam mencari solusinya, begitu pula dengan permasalahan sampah yang terjadi di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) yang berada di Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor – Jawa Barat, meski telah disediakan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS), namun, penanganan dinilai belum serius, sampah masih menumpuk begitu saja, Senin (03/05/21).

Sejak hadirnya TPS, Warga sebenarnya mengapresiasi langkah Pemerintah Desa dalam menangani sampah di wilayahnya, hanya saja, pengangkutannya kerap kali terlambat, hal tersebut tentu saja menyebabkan bau tak sedap bagi Warga sekitar, bahkan sampah sampai membludak keluar dari TPS, apalagi lokasi TPS tersebut tepat dijalan menuju Kantor Desa.

“Saya sebagai Warga terdekat merasa terganggu dengan adanya tumpukan sampah tersebut, selain bau juga menyebabkan banyaknya nyamuk dan lalat dimana – mana,” ujar Warga sebrang desa.

“Meskipun saya bukan Warga Desa Sukaresmi akan tetapi lokasi saya dekat dengan TPS jadi ya sangat terganggu sekali,” keluhnya.

Sementara itu, Uj (inisial, red) salah satu Warga Desa Sukaresmi mengatakan, bulan – bulan sebelumnya sih pengangkutan lancar.

“Akan tetapi sudah dua bulan terakhir tidak ada pengangkutan, padahal iuran bulanan kita rutin bayar,” jelasnya.

Saat dikonfirmasi melalui seluler, Sekdes Sukaresmi membantah hal tersebut, Ia mengatakan, sampah rutin diangkut dan dilakukan sehari dua kali, bahkan iuran dari Warga digunakan untuk mengangkut sampah apabila pihak DLH keteter, karena dengan uang sebesar Rp.3.000.000.00 hanya mampu mengangkut dua kali dalam seminggu.

Berbeda pula dengan jawaban dari Petugas sampah yang ada di Desa Sukaresmi, Toble mengatakan, bahwa tidak semua Masyarakat yang membuang sampah kesitu ikut membayar iuran bulanan.

“Banyak juga koq Warga yang ga bayar, kita gunakan uang dari Warga itu untuk operasional, apalagi dimasa covid ini kan anggaran sering telat turunnya, jadi uang dari Warga buat nalangin bayar ke DLH, kalau kurang ditambahin pakai uang pak Kades,” jawabnya.

Namun sangat disayangkan, Iib Ibrahim selaku Kepala Desa sangat sulit untuk dikonfirmasi, baik melalui seluler ataupun di kantornya, setiap kali Awak Media ke kantor desa, Kades selalu tidak ada ditempat seakan malas untuk tugas negara,/pemerintahan. (Abet/ Nurman)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *