oleh

Produk Unggulan Kopi di Desa Sumosari

-daerah-13,116 views

Detik Bhayangkara.com, Kab. Jepara – Awak media saat bersilahturahmi di rumah Petinggi (kepala desa) Desa Sumosari, Kecamatan Batealit,Ahmad Sidiq memaparkan terkait produk unggulan kopi di desanya.

“Program unggulan hasil pertanian di Desa Sumosari yaitu Produk Kopi dan Coklat, yang terdapat di dukuh Sewengan, Rt. 8 / Rw. 02, Desa Sumosari yang saya pimpin ini,” ucapnya kepada awak media, Sabtu (22/5/2021).

Menurutnya, hasil panen dari Gapoktan atau Gabungan Kelompok Tani, hampir 10 ton / per tahun, dengan hasil panen mulai dari kopi jenis Arabica, Robusta dan Excelso Java Arabica.

Kemajuan produksi kopi asal Desa Sumosari, yaitu Bumdes Desa Sumosari Marga Utama, Karang Taruna Desa yang diketuai oleh Alkin, termasuk produk kopi dengan merek Kopi Tani 94 dan Kopi Kita yang diketuai oleh Ahmad Arifin, dengan produk kemasan sachet mulai dari 150 grams hingga 200grams, dengan harga jual berkisar antara Rp. 15.000,- s/d Rp. 25.000,-.

“Sedangkan hasil produksi coklat yang berasal dari dukuh Kauman, di beberapa home industri, dihasilkan dari lahan petani atau lahan milik perorangan, juga mengalami peningkatan kapasitas produksi, namun terkendala pemasaran, pernah di bulan Oktober 2020, desa kami didatangi oleh staf Perumda Aneka Usaha Jepara, untuk pemasaran produk, namun sampai sekarang belum ada realisasinya,” ujarnya.

Harapan kami, imbuhnya, kopi dan coklat yang dihasilkan oleh petani di desa kami, bisa menjadi ikon desa, memperdayakan perekonomian warga masyarakat dan meningkatkan taraf kehidupan.

Saat ini pemasaran hanya ditingkat desa tetangga, seperti Mindahan, Bawu, Rahtawu, Watu Aji, Tempur dan desa-desa tetangga lain.

“Kami berharap dinas-dinas terkait, bisa membantu penyerapan dan pemasaran, saat ini kopi produksi desa kami juga menembus pangsa pasar di Jogyakarta,” harapnya.

“Pihak desa juga membantu dengan Dana Desa kepada kelompok tani, berupa peralatan peralatan roasting, coffee pulper dan alat bantu mesin kopi sebesar Rp. 28.000.000-, untuk membantu peningkatan kapasitas produksi kopi,” jelasnya.

Dalam pengembangan pariwisata desa, kami sedang membuat rintisan objek wisata desa Banyu Anjlok, yang dikelola warga masyarakat, serta penataan sarpras seperti Ruang Bilas dan MCK, pengelolaan parkir yang walau masih 0% setoran PADes, saat ini kami masih studi banding dengan desa lain untuk pengembangan wisata desa. ( Narso )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed