Detik Bhayangkara.com, Kab Malang – Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Batu pada ( 4 November ) 14.30 WIB lalu, menyebabkan enam titik lokasi di Kota Batu tergenang banjir bandang dengan merenggut korban jiwa sehingga meninggalkan kisah piluh keluarga korban.
Enam wilayah yang terdampak yaitu Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Sumber Brantas, Desa Bumiaji, Desa Tulungrejo, dan Desa Punten.
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Lily Montarcih Limantara menjelaskan, penyebab banjir yang terjadi di Kota Batu merupakan dampak nyata dari global climate change atau perubahan iklim.
Menurut Lily, dampak dari global climate change masih akan berlangsung panjang dan berkelanjutan.
“Memang sekarang sulit memprediksi hujan dengan terjadinya global climate change, ini yang dikatakan banjir bandang,” kata Lily, Sabtu (06/11/2021).
Dalam konferensi pers secara daring, Walikota Batu Dewanti Rumpoko pada, Sabtu (06/11) menyampaikan, akibat musibah banjir bandang tersebut setidaknya 89 KK terdampak, 35 unit rumah rusak, 33 unit rumah warga terendam lumpur. Kemudian 30 unit sepeda, 73 unit sepeda motor, 7 unit mobil, lalu 10 unit kandang ternak dan 107 ekor hewan ternak juga ikut terendam dalam insiden banjir kali ini.
Dewanti memastikan bahwa saat ini petugas gabungan yang berasal dari berbagai unsur pemerintah dan masyarakat telah gotong royong membersihkan sisa-sisa lumpur di sejumlah titik.
“Beberapa tempat yang kemarin sangat terdampak seperti fasilitas umum dan jalan sekarang sudah bisa dilalui,” pungkasnya.
Pariwisata di Kota Batu, hingga saat ini masih dibuka, mengingat daerah terdampak banjir bandang tidak ke jalan raya atau tempat wisata. (Hana)
Komentar