Detik Bhayangkara.com, Konut – Desa Polo-polora kabupaten Konawe Utara saat ini tengah melaksanakan program penurunan stunting dengan membagikan susu kepada ibu menyusui, ibu dan pemberian gizi anak, Sabtu (16/7/2022).
Kepala Desa Polo-polora, Mansur, S.Pd menjelaskan bahwa, menurut regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) kami mendapatkan amanat dari Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting untuk mendukung desa dalam beberapa hal, diantaranya:
1) Mendorong desa untuk meningkatkan penggunaan Dana Desa dalam mendukung kegiatan pencegahan stunting,
2) Memastikan tersedianya lima layanan dasar di desa yaitu layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Konseling Gizi Terpadu, Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, Perlindungan Sosial dan Kesehatan, serta Layanan PAUD.
3) Memastikan kelompok 1000 HPK (seribu hari pertama kehidupan) dapat mengakses lima layanan dasar tersebut. Jelasnya
Lanjut Mansur, sesuai dengan Permendesa Nomor 19/2017 tentang prioritas penggunaan Dana Desa 2022, disebutkan bahwa Dana Desa dapat digunakan untuk kegiatan penanganan stunting sesuai musyawarah desa.
Selain itu kata Mansur, pemanfaatan Dana Desa untuk penanganan stunting dapat dimulai dari pemetaan sasaran secara partisipatif terhadap warga desa yang terindikasi perlu mendapat perhatian dalam penanganan stunting oleh kader pemberdayaan di desa.
“Selanjutnya lewat Rembuk Stunting Desa, seluruh pemangku kepentingan di desa merumuskan langkah yang diperlukan dalam upaya penanganan stunting termasuk bekerja sama dengan dinas layanan terkait,” ucapnya.
Dukungan Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi dalam upaya penurunan stunting antara lain melalui pengaktifan kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan oleh unsur desa. Beberapa kegiatan tersebut seperti pembangunan/rehabilitasi poskesdes, polindes dan Posyandu, penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak, perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui.
Kemudian ada kegiatan pembangunan sanitasi dan air bersih, lantas melalui pengadaan insentif untuk kader kesehatan masyarakat, pembangunan rumah singgah, pengelolaan Balai Pengobatan Desa, pengadaan kebutuhan medis (makanan, obat-obatan, vitamin, dan lain-lain), sosialisasi dan edukasi gerakan hidup bersih dan sehat, serta melalui pengadaan ambulans desa yang bisa berupa mobil atau kapal motor di desa yang memiliki kawasan perairan.(Sarlindo)






