oleh

Geger Lagi Masze….!! Warga Desa Bulusari Tarokan Nuntut Jalan Alternatif..‼️

-headline-12,486 views

Detik Bhayangkara.com, Kediri – Warga Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri menuntut adanya jalan alternatif atau jalan tembus dari dampak terputusnya jalan desa setempat yang terkena proyek bandara Dhoho Kediri. Tuntutan warga Bulusari tersebut tertuang dalam surat tertanggal 18 Oktober 2022 yang diajukan kepada Kepala Desa setempat dan selanjutnya diteruskan ke Pemerintah Kecamatan Tarokan dengan tembusan Bupati Kediri dan Direktur PT SDHI.

Dalam suratnya warga menuntut empat point yakni :

1. Adanya jalan alternatif/jalan tembus karena jika warga akan pergi ke dusun Selang, Sawur dan Gunung Butak atau sebaliknya dulunya hanya berjarak 2 sampai 4 km sekarang harus ditempuh sepanjang 8 sampai 12 km dan harus menyeberang jalan provinsi sebanyak 2 kali. Selain itu dulu desa kami selalu berkesinambungan perekonomiannya tapi sekarang menjadi lumpuh total. Maka warga memohon dibuatkan jalan alternatif yang terdekat untuk menuju ke 3 dusun yakni selang, Sawur dan Gunung Butak.

2. Sejak pembangunan bandara warga terdampak adanya debu yang berlebihan dan suara bising. Kompensasi warga yang hanya mendapatkan 8 kg beras sama 1 kg gula pasir dengan waktu pembagian selama 2 sampai 3 bulan sekali. Bahkan warga juga ada yang tidak mendapatkan kompensasi.

3. Terkait pekerjaan pembangunan bandara Warga minta agar dipekerjakan baik yang Skill maupun yang Non Skill dengan upah/gaji yang layak jangan sampai ada potongan.

4. Pembebasan sebagian lahan yang dekat dengan pembangunan bandara karena warga sangat tersiksa dan tidak tahan dengan keberadaan bandara Kediri. Warga minta lahannya yang tidak layak dihuni minta untuk dibebaskan.

Salah satu tokoh masyarakat yang minta tidak dipublikasikan identitasnya mengatakan, bahwa semenjak pembangunan bandara dan terputusnya akses jalan desa yang menuju dusun selatan bandara perekonomian warga lumpuh total

“Sejak jalan desa yang menuju ke dusun Sawur, Selang sama Gunung Butak tidak ada maka perekonomian warga desa Bulusari lumpuh total. Saya yang buka usaha toko kelontong/meracangan dulu sehari kalau ramai bisa dapat penghasilan sampai 8 juta tapi sejak jalan desa diubah jadi lahan bandara pendapatan hanya 2 juta sehari, ucapnya, Rabu (19/10)2022).

“Penurunan pendapatan drastis tersebut terjadi karena pembeli kebanyakan dari warga Sawur, Selang dan Gunung Butak tidak bisa lewat karena akses jalannya tidak ada sehingga jualan sangat sepi, karyawan kami sebanyak 4 orang kerjanya hanya kebus-kebus (membersihkan, red) barang dagangan,” tegasnya sambil geleng kepala.

Dia menambahkan, jika dulu dibuatkan jalan terowongan sebenarnya akan lebih baik karena tidak akan memutus dan membagi desa Bulusari menjadi dua wilayah yakni selatan bandara dan Utara bandara. Lha ini akibatnya warga susah mencari rejeki.

Sementara itu Kepala Desa Bulusari, Agus saat di mintai konfirmasi terkait surat tuntutan warganya mengatakan, untuk masalah jalan alternatif dari dusun Selang, Sawur dan Gunung Butak sebenarnya dulu sudah ada gambarannya dari pihak Owner dalam hal ini GG yakni jalan terowongan. Karena Sama Dishub tidak diizinkan maka rencana pembuatan Jalan terowongan dibatalkan dengan alasan keselamatan. Jalan terowongan tersebut kalau dibangun panjang bentangan bisa sampai 500 meter, itu terlalu panjang karena perlu adanya semacam blower untuk mengurangi polusi dalam terowongan. Selain itu kalau panjang jalan di atas 200 meter juga akan membahayakan keselamatan pesawat kargo dengan berat diatas 300 ton karena kuatir ada masalah semacam roboh.. kan perlu evakuasi segala.

“Untuk Jalan dari Selang lewat Desa Grogol sudah dibangun dan progresnya sekarang sekitar 30 persen nan. Dulu sebelum penutupan akses jalan desa seharusnya jalan alternatif yang lewat Grogol dibuat dahulu sehingga warga ada akses jalan pengganti, “ujarnya, Rabu (19/10/2022) sore.

Lanjut Kades Agus, rekrutmen tenaga kerja di bandara juga sangat minim, banyak pekerja dari luar daerah masuk terutama di PT. WIKA gedung. Banyak rekrutmen dari luar daerah dan saya kesulitan memasukan warga saya karena ada Oknum yang menghalangi. Apakah Kades tidak lagi boleh merekrut warganya ke proyek bandara….. ?!.

“Kades selalu diminta untuk mendukung pembangunan proyek bandara tapi tidak diperkenankan memasukan warganya,” tegasnya.

“Kami selalu dijanjikan, nanti nanti tapi ternyata banyak pekerja dari luar masuk di bandara. Kami sudah Frustasi sudah tidak saya tutupi lagi, itu aslinya di bandara dikuasai oleh oknum-oknum, kades tidak ada harganya,” terangnya.

Sementara itu Camat Tarokan Suharsono saat dimintai konfirmasi lewat WhatsApp, terkait permasalahan warga Desa Bulusari menjawab, akan kami pelajari.

“Akan kami pelajari dan akan kita koordinasikan dengan pihak terkait,” jawabnya singkat, Rabu (19/10/2022).

Humas PT. WIKA Gedung, Sugeng saat dimintai konfirmasi lewat WhatsAppnya terkait surat tuntutan warga Bulusari dan keluhan Kades Bulusari terkait rekruitmen tenaga kerja dari luar daerah sampai berita ini dirilis belum berkenan membalas (Bersambung). (RD)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed