oleh

Masyarakat Bulusari Curhat: “Kami Harus Mengadu Kesiapa Lagi..???Berharap Dibuatkan Jalan Baru..‼️

-headline-11,068 views

Detik Bhayangkara.com, Kediri – Sudah dirasakan langsung oleh masyarakat desa Bulusari dampak sosial dari putus dan hilangnya jalan desa. Jalan yang jadi jalur urat nadi perekonomian masyarakat hilang dan berubah fungsi jadi Runway (landas pacu) bandara Dhoho Kediri.

Perekonomian warga jadi mati suri, hubungan antar masyarakat secara langsung juga terputus. Melihat hal tersebut masyarakat Bulusari masih berharap ada pejabat yang peduli dan memperhatikan nasibnya.

“Kami masyarakat Desa Bulusari umumnya dan kususnya dusun Bulusari salatan, Utara serta pojok masih mengharap ada pejabat yang peduli dan peka terhadap permasalahan yang saat ini sedang kami rasakan. Dulu sebelum jalan desa hilang perekonomian hidup, hubungan dengan sanak keluarga setiap saat terjalin dan banyak lagi lainnya. Saat ini perekonomian mati suri, warga yang setiap saat bisa lalu lalang dari dan menuju dusun selang serta gunung butak harus muter jauh, “ucap Mamat (58), Kamis (2/2/2023).

“Sekarang ini yang diminta dan diharapkan warga adalah segera dibuatkan jalan pengganti jalan yang terputus tersebut. Jalur alternatipnya yakni mulai perempatan barat Balai Desa Bulusari lurus kearah barat melewati sungai kolokoso lurus masuk sumbertretes Dusun Gebangkerep Desa Tarokan langsung masuk jalan baru. Itu jarak antara sungai sampai bukit sumbertretes nggak sampai 1 km, “terangnya.

Lokasi Strategis Buat Jalan Baru Ada Di Sumbertretes Dusun Gebangkerep Desa Tarokan. Bisa Mengurai Kepadatan Jalan

Lanjut Mamat, lahan yang bisa dibuat jalan baru alternatip tersebut sudah dibebaskan oleh owner bandara sehingga tidak ada kata sulit untuk segera direalisasi.

“Hal tersebut juga akan menghindari warga lewat jalan Provinsi jalur Nganjuk-Kediri jika mau ke dusun Bulusari Utara, selatan maupun ke dusun pojok, begitu juga sebaliknya, selain itu juga bisa mengurai kepadatan jalan Dusun Gebangkerep desa Tarokan saat jam sibuk dan pulang sekolah,” tegasnya.

Terkait problem Warga RT. 09/ RW 03 yang terisolir karena letak wilayahnya sebelah selatan bandara Dhoho Kediri, Mamat menjelaskan, jika ada warga RT.09/RW.03 yang meninggal dunia makamnya jauh.

“Memang benar makam di selatan bandara ada yakni di gunungbutak tapi jaraknya jauh mungkin ada 5 km dan lokasinya ada di dataran tinggi (gunung) Kalau makam di Bulusari selatan kan lokasinya dekat yakni di sebelah sungai. Jadi jika ada jalan alternatip nggak perlu harus muter muter yang nggak karuan,” pungkasnya (Bersambung). (RD)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed