Detik Bhayangkara.com, Kediri – Merasa tidak diperhatikan nasipnya terkait tuntutan jalan baru sebagai pengganti dari jalan lama yang berubah jadi runway, masyarakat desa bulusari Kecamatan Tarokan kabupaten Kediri melakukan aksi damai dengan masangan banner ditempat strategis di desanya. Hal tersebut dilakukan sebagai usaha untuk membuka hati stakeholder yang ada.
Seperti telah diberitakan sebelumnya atas beredarnya video yang viral di WAG Kediri terkait pemakaman jenasah warga Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kediri yang diangkut dengan mobil pick up. Hal tersebut terjadi karena lokasi pemakaman sangat jauh. Dulu sebenarnya ada jalan desa yang menghubungkan wilayah Bulusari selatan ke wilayah selang dan sekitarnya tapi sejak akses jalan utamanya hilang dan menjadi runway Bandara Doho Kediri maka masyarakat harus putar arah.
Dalam video tersebut bisa dilihat betapa susahnya masyarakat setempat dalam pemakaman jenasah keluarganya. Dalam percakapannya dapat dilihat jelas, warga Bulusari mengungkapkan kekecewaannya karena tidak adanya akses jalan.
“Iki lho akibat jalane adoh..Iki lho…sing pinter-pinter iku piye..dijaluki jalan AE kok nggak Ndang digawekne. Iki lho urusono wargamu…urusono wargamu iku lo pak. Mergawe iku jenenge kurang bertanggung jawab koyo ngono Kuwi,” ucap warga.
“Iki lo wargamu urusono, ucapan itu berkali-kali dilontarkan warga sambil membawa jenasah diatas mobil pickup. Kasihan Mbah modine panas-panas. Jaraknya sangat jauh sekali. Iki lho dadi soro ngene Iki lho…lakone Koyok ngene Iki lho..njaluk tilung sing melek …njaluk jalan gek Ndang digawekne mosok arep ngubur jenasah AE kok kudu muter-muter Koyok ngene iki,” ujarnya.
Dijelaskan bahwa video yang beredar di WAG masyarakat tersebut diunggah pada, Rabu (14/6/2023), dimana salah satu warga dari dusun Bulusari selatan RT. 11/ RW.03 Desa Bulusari, YT (inisial, red) meninggal dan dimakamkan pada sore harinya. Pada saat pemakaman masyarakat harus memutar jauh dan melewati 2 desa lagi yakni desa tarokan dan kaliboto yang jaraknya kurang lebih sejauh 7 km.
Dengan kejadian tersebut maka masyarakat desa Bulusari minta kepada pihak owner bandara minta segera dibuatkan jalan baru sebagai pengganti jalan desa yang hilang.
Menurut pak Mamat (58) warga Bulusari mengatakan, memang semenjak jalan utama desa hilang warga harus putar jauh.
“Kami warga desa Bulusari umumnya saat ini merasakan betapa susahnya kami. Sejak jalan desa kena dampak bandara doho kediri warga di dusun disini seakan sudah terputus, mau ke dusun selang, dusun gunung butak dan Sawur saja dan sebaliknya warga harus berputar serta lewat jalan raya provinsi ruas Kediri Nganjuk, melalui desa Tarokan dan kaliboto,” ucapnya, Kamis (15/6/2023).
“Kami semua warga mendukung PSN, tapi tolong nasib kami juga diperhatikan, dulu desa kami selalu ramai tapi sekarang sepi karena desa kami dipecah jadi 2 wilayah dan tidak ada akses jalan tembusnya. Warga hanya minta dibuatkan jalan alternatif sebagai pengganti jalan desa yang hilang dan jadi ranway. Beberapa bulan yang lalu sudah ramai sekali diberitakan di media masa juga tapi kok tidak ada tanggapan sama sekali oleh pihak yang punya kepentingan termasuk owner bandara,” terangnya.
Lanjut Mamat, karena sudah merasa tidak ada tanggapan baik owner bandara maupun pemerintah, maka masyarakat mulai mengambil cara sendiri, sekarang sudah mulai pasang sepanduk yang isinya menuntut dibuatkan jalan baru yang dipasang dibeberapa tempat, “tegasnya.
“Semoga dengan adanya aksi damai dari warga ini semua stakeholder bisa terbuka hatinya dan segera mengambil tindakan cepat demi konduktivitas masyarakat Bulusari khususnya dan Kediri pada umumnya,” pungkasnya (Bersambung). (RD)
Komentar