Detik Bhayangkara.com, Kediri – Merasa tuntutannya untuk segera dibuatkan akses jalan desa belum segera ditanggapi, puluhan warga Desa Bulusari Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri ngeluruk ke Balai Desanya. Kedatangan warga desa Bulusari tersebut diterima oleh Kepala Desanya, Agus Utomo, Senin (10/7/2023) 10.00 wib.
Dengan didampingi oleh Kapolsek Tarokan AKP Karyawan Hadi, Babinsa serta Bhabinkamtibmas, Kades Agus Utomo mengatakan, bahwa pemdes Bulusari sudah mengirimkan surat kepada Instansi terkait pada 9 -10 mei kemarin.
“Kami Pemdes Bulusari per tanggal 10 dan 11 bulan mei kemarin setelah panjenengan hadir dibalai desa kemarin selang sehari kita sudah berkirim surat ke dinas terkait. Selanjutnya tidak sampai akhir bulan Juli tepatnya tanggal 19 Juli datang dari Bappeda (badan perencanaan pembangunan) survei ke desa terkait perihal permohonan dari desa,” ucapnya.
“Kebetulan yang turun beliau pak malik, Kabid bidang yang menangani untuk mengecek titik-titik lokasi terkait dengan permintaan akses jalan tersebut. Selanjutnya pada bulan Juli ini kami mengirimkan surat lagi yang kita sundul dengan surat susulan yang selanjutnya sekitar hari Kamis kemarin kita juga kedatangan tamu dari DPR, pak Agus Sudarmaji itu juga meninjau ke lokasi. Bahkan saya sudah dipanggil oleh Mas Bup (bupati Kediri, red), saya sudah sampaikan terkait dengan masalah ini bahwa warga saya Bulusari terutama minta akses jalan dari Bulusari menuju Gebangkerep,” terangnya.
Lanjut Kades Agus, kami sebagai pemerintah desa hanya bisa menunggu kabar keputusan apa yang menjadi nantinya.
“Apabila dikemudian hari belum ada tanggapan, maka nanti di bulan Agustus kita akan kirim surat lagi per satu bulan satu bulan,” tegasnya.
Ditambahkannya, secara lisan Kami juga sudah minta ke Dinas Kesehatan untuk minta mobil Ambulan jenasah tapi secara tertulis kami tetap mengajukan permohonan kepada Bupati dengan tembusannya kepada dinas-dinas terkait termasuk DPMPD, PUPR yang menangani jalan, dan untuk yang menangani mobil jenasah itu memang dari dinas kesehatan.
Kades Agus menambahkan, saya juga keliru karena korlap lainnya tidak saya kasih tahu kalau pemdes sudah kirim surat ke Pemkab dan instansi terkait karena saya share suratnya ke salah satu korlap warga, Pak Abdul Hasyim pada tanggal 11 kalau tidak tanggal 12 mei bahwa surat sudah sampai ke dinas terkait.
” Tapi sayangnya pak hasyim tidak melanjutkan ke korlap lainnya,” bebernya.
Sementara itu salah satu Tokoh warga Bulusari Rohmad Wisuguh mengatakan, bahwa permintaan jalan ini sudah di plot harga mati.
“Kami matur suwun sanget kepada pak lurah sudah memandu permintaan warga untuk akses jalan walaupun sampai sekarang kita belum tahu ada kejelasan, maksudnya itu pelaksanaanya kapan itu kita belum tahu sedangkan permintaan jalan itu sudah di plot harga mati,” ucapnya.
“Sampai sekarang ini belum jelas kapan perencanaan pelaksanaan ataupun tidak kita belum tahu. Selain itu kita jelaskan bawa semua warga Bulusari ini yang dilaksanakan oleh desa untuk minta jalan, jadi kita ini minta jalan yang sudah dihilangkan atau jalan yang sudah dipakai oleh bandara,” terangnya.
Lanjut pria yang juga mantan Kades Bulusari mengatakan, setahu saya jalan itu dulunya sangat kecil dan itu pemberian tanah-tanah disekelilingnya di kanan kiri, jadi tidak ada ganti rugi sedikitpun waktu itu karena termasuk tanah orang tua saya waktu itu. Sebenarnya jalan ke sumber Tretes itu ada jalan desanya. Itu jalannya naik keatas sebenarnya ada tapi tidak luas sekitar dua sampai tiga meter . Jadi intinya kita itu hanya minta jalan pengganti saja,” pungkasnya. (RD)
Komentar