oleh

Anggota Kodim 0716/Demak Ikuti Roadshow Program Penurunan Stunting Bersama BKKBN Jateng

Detik Bhayangkara.com, Demak – Puluhan anggota Kodim 0716/Demak mengikuti acara Roadshow Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama BKKBN Jawa Tengah sebagai Mitra Kerja nya yang berlangsung di Aula Wisma Halim Demak, Senin (11/12/23).

Acara yang yang digelar BKKBN Jawa Tengah bekerjasama dengan Kodam IV/Diponegoro tersebut bertajuk “Merdekakan Anak Indonesia dari Stunting”,dan diikuti juga perwakila Pasi Teritorial dan Babinsa dari Kodim jajaran Korem 073/Makutarama dan Kodim 0733/BS Semarang.

Kegiatan dibuka oleh Komandan Kodim 0716/Demak diwakili Danramil 07/Wonosalam Kapten N. Pasaribu,S.Sos.,dengan menghadirkan 3 orang narasumber,yakni Ketua Tim Pokja Peningkatan Kualitas dan Sistem Data Keluarga BKKBN Jawa Tengah Ibu Nasri Yatiningsih,S.E.,M.M., Kapten Kav Karmadi dari Kodim 0716/Demak dan Sukardjo, S.K.M.,M.Kes., Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinsospermades Kabupaten Demak.

Dalam sambutannya, Kapten Kav N.Pasaribu menyampaikan, bahwa Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Kav Maryoto, S.E.,M.Si.,M.M.,saat ini tidak bisa hadir membuka acara dikarenakan sedang melaksanakan tugas ke Jakarta.

Dandim /0716 Demak berpesan agar semua peserta mengikuti kegiatan dengan baik dan mengikuti acara hingga usai,karena nanti banyak materi yang akan disampaikan nara sumber,sebagai bekal dan pedoman tugas Babinsa di lapangan dalam percepatan penurunan stunting bekerjasama dengan stakeholder terkait di wilayah masing-masing.

“Dengan ini,kegiatan Roadshow Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Bersama Mitra Kerja secara resmi dibuka,”tutur Kapten Pasaribu.

Dalam materinya, narasumber pertama Nasri Yatiningsih,S.E.,M.M., menyampaikan materi tentang strategi pencapaian program bangga kencana dan percepatan stunting di kabupaten dan kota, khususnya di wilayah Jawa Tengah.

Ia menjelaskan, bahwa BKKBN sudah melaksanakan Mou dengan TNI dalam percepatan penurunan stunting di wilayah, yang mana hal ini terbukti dengan KASAD sebagai bapak asuh stunting nasional, Pangdam IV/Diponegoro sebagai bapak asuh stunting di Jawa Tengah dan DIY,Danrem dan Dandim sebagai bapak asuh stunting di wilayahnya masing-masing.

Selain itu, dirinya juga memaparkan tentang beberapa permasalahan stunting yang terjadi pada anak, dimulai dari pernikahan usia produktif,ciri-cirinya hingga bagaimana cara pencegahannya.

Pencegahan stunting ini, menurutnya dimulai dari calon pengantin,idealnya menikah wanita adalah umur 21 tahun sehingga apabila terjadi pernikahan di bawah umur akan rawan terjadinya bahaya baik untuk ibu ataupun bayinya.

“Stunting tidak bisa disembuhkan secara menyeluruh,akan tetapi bisa diminimalisir dan dicegah,” ucapnya.

Sementara Kapten Kav Karmadi menyampaikan, materi tentang peran TNI dalam menyukseskan bangga kencana dan percepatan penurunan Stunting,yang mana TNI, khususnya Babinsa bersama bidan desa dan elemen lainnya menjadi garda terdepan dalam program ini.

Ia menjelaskan, tugas Babinsa salah satunya adalah membantu pemerintah daerah untuk mensejahterakan masyarakat khususnya dalam mencetak generasi muda.

Oleh karenanya, dalam masalah stunting,Babinsa dapat membantu memberikan sosialisasi atau menyampaikan kepada warga binaannya tentang pencegahan stunting,salah satunya masalah usia pernikahan, menerapkan PHBS, dan lainnya.

“Diharapkan, dengan sosialisasi ini para Babinsa dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang stunting, dan bersama stakeholder di wilayah dapat melakukan pencegahan,” tandasnya.

Sedangkan pemateri ketiga, Sukardjo,S.K.M.,M.Kes., Kepala Bidang Pengendalian Penduduk Dinsospermades Kabupaten Demak menyampaikan bahwa Kabupaten Demak dalam penanganan stunting mendapat urutan nomer 2 setelah Semarang, sehingga hal ini bisa dijadikan motivasi untuk Babinsa yang sekarang menjadi perwakilan dari masing-masing Kodim jajaran Korem 073/Makutarama.

“TNI dan Polri/Babinsa dan Babinkantibmas bagi kami sudah menjadi sahabat karib, karena sering bekerjasama di setiap kegiatan di desa-desa. Untuk prevalensi stunting di Kabupaten Demak sudah turun 9,3 %, yang semula 25,5 % menjadi 16,2 % menurut SSGI pada tahun 2022. Semoga ke depan bisa menurun lagi,” pungkasnya. ( ADHI S )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed