oleh

Usai Diajak Tenggak Ciu, Anak Perempuan di Semarang Disetubuhi Lima Pria

-Kriminal-10,067 views

Detik Bhayangkara.com, Semarang – Polres Semarang menangkap lima pria di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah atas kasus persetubuhan seorang anak dibawah umur. Kelima pria tersebut yakni HW (32),EP (30),IDA (24),SH (32),MW (33),sedangkan korban yakni SGC berusia 13 tahun warga Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

Kapolres Semarang AKBP Ike Yulianto Wibowo mengatakan, lima tersangka menyetubuhi korban di tiga lokasi berbeda.

“Lokasi pertama yakni di Jalan Kawasan Bendungan Jragung Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang,Kedua semak-semak di belakang bangunan kosong Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus, ketiga di dalam kamar rumah yang terletak di Desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus,” ucap AKBP Ike saat jumpa pers, di Polres Semarang, Rabu (4/9/2024).

Aksi para pelaku pada Kamis dan Jumat tanggal 29 dan 30 Agustus 2024,yang mana aksi bejat para pelaku berawal dari HW yang mengajak SGC bertemu.

“Saat itu juga HW mengajak SGC meminum minuman keras dijemput oleh HW,dan diajak jalan-jalan di Bendungan Jragung,di sinilah korban diajak minum miras,yang selanjut (SH) kemudian mencabuli korban,” ujarnya.

Aksi bejat pun tidak berhenti sampai du situ saja,namun HW mengajak korban ke bangunan kosong di Wonorejo,yang kemudian ( HW ) lantas melampiaskan nafsu bejatnya dengan menyetubuhi kembali.

“Korban kemudian digiring para pelaku ke rumah kosong di Wonoyoso,yang
Selanjutnya,tiga tersangka lain inisial EP,IDA,MW bergilir ikut menyetubuhi juga, sedangkan hubungan korban dengan para pelaku sebatas teman,” ungkapnya.

Orang tua korbanpun akhirnya melaporkan hal ini ke polisi. Polisi pun bergerak cepat dengan olah tempat kejadian perkara dan menangkap para pelaku.

Polres Semarang pun menggandeng Dinas Sosial Kabupaten Semarang dan Psikolog untuk memberikan pendampingan kepada korban, sebab korban merasa trauma.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Semarang, Istiqomah mengatakan, korban mengalami trauma. Oleh karena itu pihaknya memberikan pendampingan.

“Kami fokus pada korban dan keluarga untuk (recovery) psikologis dan sosialnya,sehingga kami selalu dampingi korban, meskipun korban secara fisik baik-baik saja,namun korban belum stabil kondisi kejiwaannya,” pungkasnya.
(Bondan)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed