oleh

Warga Desa Pongangan Menggeruduk Gudang Praktik Pengoplosan Solar Ilegal Diduga Sumber Bau Menyengat

-headline-15,305 views

Detik Bhayangkara.com, Gresik – Puluhan warga Desa Pongangan menggeruduk sebuah gudang yang diduga jadi sarang praktik ilegal pengoplosan solar di Jalan KH Syafi’i Manyar Gresik. Amarah warga lantaran bau menyengat mirip gas bocor dan debu hitam dari gudang yang lokasinya tidak jauh dari Balai Desa Pongangan.

Gudang mencurigakan itu tak hanya bikin napas sesak, tapi juga jadi ancaman nyata bagi keselamatan warga. Video penggerebekan mendadak pun viral di media sosial. Dalam rekaman tersebut, terlihat jelas warga menyerbu lokasi dan mendapati sejumlah tangki besar berwarna biru-putih yang diduga ditinggal oleh pelaku.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, solar dalam tangki itu dioplos dengan oli bekas. Praktik kotor ini bukan kali pertama terjadi. Warga Desa Pongangan dan Desa Suci mengaku sudah berulang kali turun aksi, namun gudang tetap beroperasi seolah kebal hukum.

Kepala Desa Pongangan, Aan Chunaifi membenarkan lokasi gudang berada di wilayahnya.

“Benar, gudang itu di perbatasan Desa Pongangan dan Desa Suci,” ucapnya, Minggu (18/5).

Menurutnya, demo terbaru digelar warga Desa Suci sekitar pukul 18.30 WIB setelah Magrib. Sebelumnya, warga Desa Pongangan juga melakukan aksi serupa pada Jumat (2/5).

“Setiap malam baunya menyengat. Warga mengeluh sesak napas, baunya mirip gas LPG bocor, bahkan menempel di dalam rumah dan susah hilang,” terang Aan.

Ia menambahkan, dirinya pernah mendatangi langsung gudang itu dan melaporkannya ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik. DLH memang sempat turun tangan dan melayangkan surat peringatan, tapi hasilnya nihil. Aktivitas tetap jalan.

“Awalnya mereka mengaku gudang itu cuma untuk parkiran truk. Katanya milik PT LBB, izin pun atas nama itu. Tapi sekarang dugaan kuat itu cuma kedok untuk oplosan solar,” beber Aan dengan nada geram.

Hingga kini, belum ada klarifikasi resmi dari pihak gudang. Warga semakin resah dan meminta aparat bertindak tegas sebelum kejadian ini memicu ledakan sosial maupun bencana lingkungan. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *