Detik Bhayangkara.com, Kotamobagu – Masalah sampah menumpuk kembali menjadi sorotan di sejumlah sudut kota di tumpukan sampah yang tidak terangkut tepat waktu menyebabkan bau tidak sedap dan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.
Di beberapa titik di perkotaan Kotamobagu seperti di pasar jajan(eks.Rumah sakit lama). Pasar dan terminal warga mengeluhkan kondisi sampah yang menumpuk hingga berhari-hari. Salah satu warga, Yanto (45) mengatakan, bahwa tumpukan sampah yang berada di jalan raya tepatnya pasar jajan tempat makan semakin parah dalam seminggu terakhir.
“Baunya menyengat, apalagi kalau hujan, airnya menggenang dan jadi sarang nyamuk. ” ujarnya.
Sementara itu, pemerhati lingkungan Wahyudi Batalipu, menekankan pentingnya pemerintah dalam hal ini dinas lingkungan hidup dalam mengelola sampah yang ada di pusat Kotamobagu
Karena mengigat pasca di lantiknya walikota dan wakil walikota terpilih pada tanggal 20 Februari 2025 besok dan sampah masih bertumpuk di semua sudut wajah Kotamobagu maka penjemputan secara adat dengan wajah Kotamobagu di penuhi sampah – sampah yang busuk dan bau menyengat maka di situlah tugas kadis DLH dipertanyakan
Informasi beredar beberapa hari lalu gaji honorer dari pekerja pengangkut sampah itu ada pemotongan gaji sehingga Mereka sangat kecewa kedepan walikota terpilih yang terhormat Bapak Dr.wenny Gaib lebih meningkatkan kesejahteraan para honor pekerja sampah karena pekerjaan yang mereka lakukan sangat mulia apalagi mengangkat kotoran sampah yang ada di lingkungan pemerintah kota kotamobagu .
Dan masyarakat perlu lebih aktif memilah sampah organik dan non-organik serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
“Sampah yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi sumber penyakit dan pencemaran lingkungan. Diperlukan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini,” katanya.
Hingga saat ini, pemerintah daerah kota kotamobagu terus berupaya mencari solusi jangka panjang, termasuk peningkatan fasilitas pengelolaan sampah. (FM)






