oleh

Menelusuri Jejak Pencurian Air di Ruli Pasar Melayu, Oknum Damianus Depa Hina Wartawan dan Tantang Penegak Hukum

-headline-10,314 views

Detik Bhayangkara.com, Batam — Skandal pencurian air bersih kembali mencuat di Kota Batam, tempatnya di kawasan Ruli Pasar Melayu. Seorang oknum bernama Damianus Depa diduga kuat menjadi dalang utama dalam penyambungan pipa ilegal dari perumahan Puskopkar menuju kawasan pemukiman liar tersebut. Ironisnya, saat dikonfirmasi oleh awak media melalui sambungan telepon WhatsApp, Damianus Depa justru menunjukkan sikap arogan dan tidak kooperatif.

Damianus Depa secara terang- terangan menyatakan bahwa sambungan pipa tersebut “tidak resmi dan ilegal” , namun malah menantang balik dengan kata-kata kasar. Bahkan, ia sempat mengucapkan penghinaan kepada awak media dengan menyebut, “Apa urusanmu”.

Pernyataan ini tidak hanya mencerminkan arogansi pelaku kejahatan, tapi juga penghinaan terhadap profesi wartawan dan pelecehan terhadap upaya mengungkap kebenaran

Masyarakat kini menunggu langkah tegas dari aparat, khususnya Polsek Batuaji yang memiliki yurisdiksi di wilayah tersebut. Sampai saat ini, belum ada tindakan hukum nyata yang dilakukan terhadap pelaku maupun jaringan yang diduga terlibat dalam pencurian air bersih ini.

Pihak PT Moya Indonesia sebagai pengelola air di Batam, serta SPAM Batam dan BP Batam, juga harus turun tangan menyelidiki kasus ini secara serius. Kebocoran air bersih yang diduga dilakukan secara sistematis oleh oknum-oknum tertentu jelas merugikan negara dan masyarakat, serta mencoreng integritas sistem distribusi air di Batam.

Publik menyerukan agar kasus ini segera tuntas. Damianus Depa dan siapa pun yang terlibat harus diproses hukum sesuai undang -undang yang berlaku. Tak boleh ada pembiaran terhadap tindakan kriminal yang merugikan kepentingan umum.

Selain itu, peryataan penghinaan terhadap wartawan juga harus diproses secara hukum. Kebebasan pers adalah bagian dari demokrasi, dan setiap bentuk pelecehan terhadap kebenaran dan transparansi. Batam Butuh Ketegasan, Bukan Pembiaran. (Yanto Gultom)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *