Detik Bhayangkara.com. Wonogiri – Grebeg syawal menjadi tradisi dalam menyambut syawalan yang mana tradisi ini sudah berjalan setiap tahunnya, dengan aneka seni dan budaya kearifan lokal kabupaten Wonogiri,yang digelar dilapangan Giri Krida Bakti, Senin (14/04/25).
Puncak acara Grebeg Syawalan pada Minggu malam yang dihadiri oleh Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Forkopimda, dan seluruh warga dan masyarakat Kabupaten Wonogiri.
Pentas seni oleh Sanggar Seni dan Budaya Omah Kayon Cabang Wonogiri, yang mana menampilkan kesenian lokal dari berbagai Sanggar Seni dan Budaya.
Dalam rangka mengembangkan Seni dan Budaya di Kabupaten Wonogiri, ibu Retno sebagai ketua Cabang Sanggar Seni dan Budaya Omah Kayon,mengenalkan Tradisi Grebek Syawal 1446 H / 2025 M.
Komunitas Omah Kayon Selo Wonorojo (Selogiri Winogiri dan Ngadirejo) menampilkan 10 group reog,15 dadak merak 40 jathil 25 bujang ganong
Juga dihadiri langsung Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, sebagai pengayom seni dan budaya di kabupaten Wonogiri, berada di lapangan Giri Krida Bakti Wonogiri.
Salam rahayu dan salam seni dan budaya Omah Kayon Saundarya Dwipantara, mengharapkan dengan adanya tradisi ini kita nguri nguri kearifan lokal yang ada agar selalu bijak dalam memberikan edukasi kepada (Generasi Muda Berkarya dan Berbudaya).
Ketua Sanggar Seni dan Budaya Cabang Wonogiri, Sri Retno Setyowulan,S.Sn mengatakan, bahwa tradisi grebeg syawal 1446 H mempunyai arti penting dan syarat makna.
“Kita sebagai generasi muda akan selalu ingat akan keluhuran budaya para leluhur yang ada,” jelasnya.
“Bagaimana kita harus terus melestarikan seni dan budaya ini sebagai jadi diri anak bangsa, melalui kearifan lokal ini kita mewujudkan seluruh khasanah nilai nilai luhur dari warisan budaya yang telah ada sejak dahulu,” tuturnya.
“Sehingga dengan tradisi grebeg syawalan mampu menyatukan ikatan rasa persaudaraan sejati dalam balutan seni dan budaya melalui kearifan lokal yang ada,” pungkasnya. ( Adhi S )
Komentar