Detik Bhayangkara.com, Batam – Tumpukan sampah potongan kayu yang berserakan di belakang Kantor DPRD Kota Batam telah menjadi pemandangan sehari – hari selama lebih dari tiga bulan. Ironisnya, hingga hari ini tidak ada upaya nyata dari Dinas Kebersihan untuk mengangkut atau menertibkan limbah tersebut. Situasi ini menjadi potret buram pengelolaan kebersihan di pusat pemerintahan kota.
Yang lebih mengkhawatirkan, Komisi III DPRD Kota Batam yang memiliki peran dan tanggung jawab dalam fungsi pengawasan terhadap layanan publik, justru terkesan tutup mata. Tidak ada suara, tidak ada tindakan. Padahal, persoalan ini terjadi di lingkungan kerja mereka sendiri — tepat di belakang kantor dewan terhormat itu.
Keberadaan sampah yang dibiarkan menumpuk dalam waktu lama jelas menimbulkan dampak lingkungan, estetika, bahkan potensi kesehatan masyarakat. Publik pun patut bertanya: jika di jantung pemerintahan saja pengelolaan sampah diabaikan, bagaimana nasib kawasan permukiman lainnya di Batam?
Kelalaian ini bukan sekedar soal kebersihan, tapi cermin buruknya koordinasi, pengawasan, dan tanggung jawab antara Dinas Kebersihan dan DPRD sebagai representasi rakyat. Apakah persoalan mendasar seperti pengangkutan sampah saja tak mampu ditangani ? Ataukah ada pembiaran sistemik yang sengaja dibiarkan ?.
Kini publik menunggu jawaban. Bukan dari pernyataan retoris, tetapi dari tindakan nyata. Sudah saatnya Dinas Kebersihan dan Komisi III DPRD Kota Batam berhenti menutup mata dan mulai bekerja sebagaimana mestinya. (Yanto Gultom)
