Detik Bhayangkara.com, Demak – Pemuda pemudi Demak mengadakan kegiatan positif, dan pameran bazar dibekas stasiun kerata api atau disebut stasiun angkasa, Demak (30/04/2021).
Pengelola stasiun angkasa Demak, Tri Pujo Angkasa mengatakan kepada awak media, kami sangat setuju sekali para pemuda pemudi Demak mengadakan kegiatan positif di stasiun angkasa Demak, karena selama ini mereka tidak pernah tahu bahwa Demak punya situs cagar budaya yang perlu dikenang dan dilestarikan.
“Cagar budaya bekas stasiun kerata api buatan belanda merupakan sejarah silam yang perlu dikenang, karena merupakan suatu perjalan perjuangan masyarakat demak di jaman kemerdekaan,” tuturnya.
Menurut dia, stasiun angkasa demak sudah dikelola selama 15 tahun, sangat berarti dan bermakna untuk sebagai monumen cagar budaya yang perlu dilestarikan, sebagai tempat budaya,dan selama dikelola beliau stasiun eks kerata api menjadi hidup dan banyak dikunjungi masyarakat Kota Demak khususnya.
Tanpa adanya bantuan dari pemerintah dan pihak pihak terkait, dirinya mampu menghidupakan kembali eks. stasiun kereta api menjadi tempat tongkrongan remaja remaja Demak, dan sekaligus bisa melihat secara langsung situs peninggalan jaman bangunan Belanda yang perlu dilestarikan.
“Meskipun jatuh bangun dalam pengelolaan cagar budaya eks. stasiun angkasa demak beliau tidak pernah putus asa, selalu memunculkan ide-ide kreatif untuk menghidupkan tempat cagar budaya tersebut,” jelasnya.

Kegiatan, imbuhnya, pemuda pemudi Demak diawali pada hari ini, dengam dibukanya pameran bazar dan disertai dengam kegiatan positif dibulan Ramadhan ini, dan juga pada masa pademi sekarang ini, mereka mebutuhkan bimbingan dan uluran tangan dari pemerintah untuk melakukan kegiatan kegiatan positif yang bisa menjadikan Kota Demak sesuai slogannya Demak Beramal.
“Masyarakat sangat antusias dan sangat mendukung kegiatan para pemuda pemudi Demak dalam melestarikan cagar budaya eks stasiun kereta api sebagai tempat wisata dan monumen untuk dilestarikan, kegiatan tersebut tidak seberapa dan mungkin tidak semewah yang ada dikota kota besar tapi maknanya yang diambil dari kegiatan tersebut,” ungkapnya.
Kalau tidak dari generasi muda maka siapa lagi yang akan menghidupkan dan melestarikan cagar budaya exs stasiun kereta api demak pada jaman kolonial belanda,dan juga perjalanan masyarakat demak pada jaman tersebut.
Mayangga Dhimas Yudistria sebagai Ketua panitia bazar menerangkan, bahwa apreasi anak muda dalam mengembangkan bakat dalam dunia music, dalam mengembangkan bakat untuk mencari bibit unggul dalam belantika seni musik di tanah air.
“Harapan masyarakat para pemuda pemudi Demak, dan juga pengelola eks stasiun angkasa Demak, agar pemerintah dan pihak terkait bisa lebih memperhatikan, dan juga membantu mendukung secara spiritual dan meterial untuk bersama sama ikut melestarikan cagar budaya eks stasiun kereta api Demak, agar menjadi tempat yang bisa dikenang pada jamannya dulu kala,” tuturnya. (Sutarso)






