Detik Bhayangkara.com, Kota Batu – Siapa sangka, inovasi besar justru lahir dari sebuah gang sederhana di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu, Kota Batu. Adalah Donny Akhirudin, warga Jalan Kamboja Atas, Gang Sawah, RT 6 RW 4, yang berhasil menciptakan teknologi Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
Inovasi tersebut tak hanya menjadi solusi alternatif di tengah mahalnya harga BBM, tetapi juga membawa dampak ekonomi signifikan bagi Donny. Pasalnya, hasil karyanya kini kebanjiran pesanan, tidak hanya dari Kota Batu, namun juga datang dari berbagai daerah di luar kota bahkan dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Donny mengungkapkan, ide awal pembuatan BBG itu terinspirasi dari seorang instalator yang ia lihat melalui media sosial. Dari sana, ia mulai melakukan eksperimen dan pengembangan secara mandiri dengan peralatan seadanya.
“Saya sengaja mengembangkan sendiri dengan merangkai alat-alat yang saya buat secara manual. Alhamdulillah, hasilnya mesin mobil dan motor bisa hidup dengan menggunakan BBG, menggantikan BBM,” ujar Donny saat ditemui awak media di kediamannya, Kamis (18/12/2025).
Alumni SMK Brawijaya Batu angkatan 2014 ini menuturkan, proses pengembangan teknologi BBG tersebut telah ia lakukan sejak tahun 2004 hingga akhirnya benar-benar matang dan diaplikasikan secara luas seperti saat ini.
“Dari hasil pemakaian, mesin jadi lebih bersih. Saat dibongkar setelah satu tahun pemakaian, piston dan ruang bakar tetap bersih tanpa kerak hitam,” ungkapnya.
Dampak Terhadap Performa Mesin
Terkait performa mesin, Donny menjelaskan bahwa penggunaan BBG tidak memberikan dampak signifikan terhadap kinerja kendaraan, baik mobil maupun motor.
Namun, ia mengakui bahwa pada kondisi tertentu, seperti medan menanjak di kawasan pegunungan, tenaga mesin sedikit berkurang, baik pada kendaraan Rear Wheel Drive (RWD) maupun Front Wheel Drive (FWD).
“Rata-rata pengguna memang RWD. Ke depan, teknologi ini akan terus saya kembangkan, tentu sambil menunggu dukungan pendanaan,” jelasnya.

Sangat Irit untuk Pemakaian Harian
Keunggulan utama dari BBG buatan Donny terletak pada tingkat keiritannya. Teknologi ini dinilai sangat membantu pelaku usaha kecil dan pemilik kendaraan niaga.
“Yang paling terasa memang iritnya. Banyak pelaku UMKM dan pemilik mobil niaga yang pakai setiap hari untuk keliling berjualan,” paparnya.
Didominasi Kendaraan Karburator
Donny menyebutkan, mayoritas pelanggannya masih menggunakan kendaraan tua atau mobil lawas (motuba) yang berbasis karburator. Meski begitu, tak sedikit pula pemilik kendaraan injeksi yang tertarik untuk melakukan konversi.
“Memang mayoritas masih karburator, tapi ada juga mobil baru yang sudah injeksi tetap minta dipasang,” katanya.
Tembus 60 hingga 80 Kilometer
Dengan menggunakan tabung LPG 3 kilogram, kendaraan yang telah dikonversi ke BBG mampu menempuh jarak yang cukup jauh.
“Satu tabung LPG 3 kilogram bisa dipakai hingga 60 sampai 80 kilometer. Sangat irit dibandingkan BBM,” ungkapnya.
Menutup perbincangan, Donny berharap inovasi yang ia kembangkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekaligus menjadi inspirasi, khususnya bagi generasi muda.
“Semoga apa yang saya lakukan ini bisa membantu masyarakat dan menjadi inspirasi, khususnya warga Kota Batu dan daerah lain,” pungkas pria yang gemar mengutak-atik mesin tersebut. (*)






