Prosesi Ritual Larungan Syawalan Jepara Tahun 2021

daerah14,827 views

Detik Bhayangkara.com, Jepara – Larungan sesaji yang menjadi puncak pekan syawalan di Jepara, berlangsung, Kamis (20/5/2021) pagi hari.

Bupati Jepara, Dian Kristiandi memimpin langsung prosesi pelarungan kepala kerbau dan ubo rampe atau pelengkap yang berupa makanan dalam sesaji atau sajen, yang di naikkan perahu miniatur.

Turut dalam pelarungan Kapolres Jepara, Dandim 0719, Ketua DPRD Jepara dan Kajari Jepara.

Sebelumnya malam hari, Rabu (19/5/2021), di Kantor Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu berlangsung doa bersama oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama serta pagelaran wayang kulit.

Dalam kegiatan secara terbatas, dihadiri oleh lurah Ujungbatu, kepala TPI, Kapolsek Jepara Iptu Noor Biyanto, S.H., M.H., Kabag Ops Polres Jepara Kompol Yohan Setiajid, SH., MH., Kabagren Polres Jepara Kompol Joko Purnomo, S.H., Kabag Sumda Kompol Karman, S.H., KBO Sabhara Polres Jepara Ipda Suyatmoko, Babinsa, Bhabinkamtibmas, anggota Delmas, anggota Satlantas dan anggota Propam Polres Jepara dan warga masyarakat sekitar.

Sebelum sesaji kepala kerbau beserta ubo rampe dilarung, telah diadakan doa bersama di TPI Ujungbatu dan dilanjutkan dengan sambutan singkat Bupati Jepara.

Bupati Jepara Dian Kristiandi memimpin langsung pelarungan sesaji.

“Pelarungan ini masih dalam suasana keprihatinan karena pandemi, karena itu kita adakan secara sederhana untuk melaksanakan tradisi ini,” ujar Dian Kristiandi.

Ia mengajak seluruh masyarakat Jepara untuk memaknai pelarungan sesaji ini sebagai ucapan syukur masyarakat kepada Allah, yang telah memberikan rezeki dan perlindungan kepada masyarakat Jepara.

Pelarungan yang diselenggarakan di sebelah utara pulau Panjang, tepatnya di perairan Karang Bokor ini hanya diikuti oleh 7 perahu, yaitu perahu Forkompinda yang berisi sesaji, wartawan, SAR, Basarnas, Kepolisian, Dinas Perhubungan dan Polair Polres Jepara.

Larungan kepala kerbau dan sesaji perahu diluncurkan ke perairan sekitar Karang Bokor dan prosesi acara berlangsung secara singkat dan sederhana, dibandingkan upacara prosesi syawalan di tahun-tahun sebelum masa pandemi Covid-19. ( Sunarso)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *