oleh

Dispertan Jatim Lakukan Langkah Pengamanan Produksi Pangan Dampak Perubahan Iklim Ekstrem

-daerah-11,637 views

Detik Bhayangkara.com, Surabaya – Kondisi banjir akibat dari dampak perubahan iklim yang cukup ekstrem tentunya mendapatkan perhatian di sektor pertanian mengingat bulan-bulan ini memasuki musim tanam padi untuk periode tanam Oktober 2022 – Maret 2023.

Berkaitan dengan hal tersebut dan dalam rangka pengamanan produksi pangan MT 2022/2023 utamanya pada musim penghujan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Prov. Jatim melakukan langkah-langkah operasional yang diambil .

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Jatim, Dr. Ir. Hadi Sulistyo, M.Si, saat dihubungi lewat WhatsApp mengatakan, ada beberapa langkah yang diambil diantaranya, Menyusun target tanam Oktober-Maret 2022/2023 dan memastikan kesiapan saprodi, alsintan, sarana pengendalian Organisme pengganggu Tumbuhan (OPT)/penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI), penanganan panen serta pasar.

“Melakukan pemetaan daerah rawan banjir dan membangun early warning system melalui pemantauan kondisi iklim harian bersumber dari data BMKG,” ucapnya, Selasa siang (28/10/2022).

Lanjut Hadi Sulistyo menjelaskan, langkah selanjutnya dengan meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait (Dinas PUPR, PU-SDA dll) untuk memastikan kondisi sumber-sumber air (irigasi, embung, waduk, dam parit, longstorage, dll) serta saluran-saluran pengairan agar terhindar dari rusak/jebol saat kondisi air diatas normal, normalisasi saluran-saluran air, dan mengaktifkan peran P3A (perkumpulan Petani pemakai Air). Sosialisasi dan himbauan kepada petani untuk mengikuti Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi wilayah yang rawan banjir. Menggunakan benih toleran genangan, seperti varietas Inpara 1-10, Inpari 29, Inpari 30, Ciherang Sub 1, Inpari 42 Agritan, dan Varietas lokal sejenisnya seta varietas tahan OPT endemis.

“Meningkatkan kewaspadaan OPT secara preemtif (budidaya tanaman sehat) dan mendekatkan sarana pengendali OPT, baik hayati maupun kimia, ke wilayah endemis. Melakukan monitoring dan pelaporan perkembangan banjir (terdampak maupun puso), luas serangan OPT/DPI secara tepat waktu dan akurat,” pungkasnya. (RD)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed