oleh

Proyek Jembatan Penghubung Desa Orawa dan Desa Lara Pengerjaannya Belum Tuntas

Proyek jembatan pengerjaannya belum tuntas

Detik Bhayangkara.com, Kab. Koltim- Proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan desa Orawa dan desa Lara di perkirakan menelan anggaran dari uang negara hingga ratusan juta rupiah, di biarkan begitu saja oleh pemerintah kabupaten koltim tanpa ada tindakan tegas kepada kontraktor pelaksana, sehingga proyek yang di bangun sejak tahun 2017 tersebut hingga kini pengerjaannya belum tuntas,

Salah seorang ASN di dinas PU kabupaten koltim, Nasir yang berkompoten dalam pengawasan proyek jembatan tersebut, tidak memberikan komentar sedikitpun saat dikonfirmasi terkait dengan adanya jembatan tersebut, apakah sudah dilakukan Provisional Hand Over (PHO) atau belum melalui telpon seluler via messeger, Minggu (21/10).

Selain jembatan Ruas Orawa -Lara, ditemukan salah satu jembatan yang berada di desa Lamandia yang di duga putus kontrak, namun anehnya di lanjutkan oleh pihak dinas PU Koltim tetapi terkesan asal jadi.

Menurut keterangan salah seorang warga desa Lambandia, Arman yang juga salah seorang kontraktor, saya pernah di tawari oleh pak kadis PU (Bio Mansur ) untuk melanjutkan pekerjaan talut jembatan itu, namun tidak saya terima, karena saya di suruh untuk menggunakan exsafator untuk menggali tempat talut tersebut, sebagai dasar pondasi talut (dinding urgan tanah) dengan dana tidak sesuai (kurang).

” tidak saya terima dengan proses pekerjaan tersebut, ternyata di kerjakan tidak sesuai dengan apa yang pernah di tawarkan kepada saya oleh pak Kadis PU, dan yang melanjutkan adalah langsung dari Dinas PU yakni talut tersebut hanya berada di atas tanah yang tidak di gali, namun pinggiran talut tersebut telah di timbun dengan tanah timbunan yang dengan mudahnya di bawa arus ketika banjir datang,” ungkapnya kepada awak media.

Masih menurut Arman, kami sudah sempat komplain tentang pekerjaan jembatan tersebut, namun salah seorang pegawai dari PU Mengacam, ” kalau kalian tidak mau di atur, pekerjaan ini akan kami alihkan ke tempat lain,” ucapnya.

“pernyataan di lontarkan oleh pegawai PU tersebut sungguh tidak profesional, padahal kami masyarakat hanya menuntut agar jembatan tersebut di kerjakan sesuai bestek, agar kami sebagai masyarakat pengguna dapat menikmati dengan puas bukan dengan cara asal jadi,” pungkasnya. (Anto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed